Assalammualaikum Wr. Wb,
Penulis akan bercerita kembali pengalaman penulis saat menunaikan Ibadah Haji tahun 2014 lalu. Dan salah satu cerita saya adalah ketika saya Alhamdulillah bisa membawa seorang kakek dari Jawa Tengah masuk ke dalam Hijir Ismail.
Sekali lagi ada bisikan di hati saya untuk membawa Kakek tersebut ke dalam Hijir Ismail.
Sore itu, penulis datang ke Masjidil Haram untuk menunakai sholat Asyar dan Sambil menunggu sholat Maghrib dan biasanya penulis duduk di lantai pertama yang menghadap ke Ka'bah. Dan lokasi tersebut menurut penulis nyaman sehingga penulis betah berlama-lama di dalam Masjidil Haram. Penulis pun asyik membaca surah-surah dalam Al Qur'an karena penulis berusaha untuk mengkatamkan bacaan Al Qur'an selama menjalankan Ibadah Haji . (Tapi belum Katam juga..red)
Ketika penulis duduk bersila sambil membaca Al Qur'an di Hp, penulis lihat ada seorang kakek yan berwajah orang Indonesia dan Keturunan Jawa. Dan penulis lihat kakek itu hanya diam dan bengong-bengong saja. Akhirnya penulis menyapa kakek itu.
"Dari Indonesia, Pak?" sama penulis.
"Iya, Pak," jawabnya lagi.
"Sendiri saja Pak dan istri tak ikutan" ? tanya saya lagi.
" Ya Pak, Istri saya sudah mennggal", jawabnya lagi..
"Innalillahi wainnalillahi rojiun, Maaf Pak,"Jawab saya
"Asal dari mana, dan sama siapa kesini, Pak "tanya dia lagi
"Saya Indonesia tapi Haji kami dari Australia, Jawab saya
Sebenarnya kakek itu bingung mendengar penjelasan saya.
"Khan di Australia banyak orang Indonesia nya dan naik hajinya mudah, tidak perlu nunggu lama"
"Kalau saya sudah tinggal lebih dari dua tahun, kita bisa naik haji dari Australia, Pak"
"Saya berangkat sama Istri , Pak tapi istri saya nggak ikut saya karena dia sama teman-temannya", jawab saya panjang lebar.
"Bapak dari mana?"tanya saya
"Saya dari ..... (saya lupa nama daerahnya tapi antara Klaten
dan Boyolali atau kota lain di Jawa Tengah...red) dan sekarang yach menjaga
cucu karena anak saya kerja dan saya pensiunan", Jawa saya lagi.
Saya lihat sosok kakek itu masih sehat dan nampaknya dia sendirian
juga di sana karena saya lihat di sekitar saya nggak ada orang Indonesianya.
Nampaknya kami saja yang orang Indonesia di sana.
"Bapak sudah masuk ke dalam Hijir Ismail, Mencium Hajar Aswad
dan menyentuh rukun Yamani" tanya saya ..
"Belum Pak, mana saya berani ..apalagi kondisinya ramai
seperti itu", jawab dia dengan rada sedih. Terpancar keinginan dari
matanya untuk pengen sekali berada di dalam Hijir Ismail.
Akhirnya saya terdiam dan kakek itu pun diam dan saya pun
melanjutkan bacaan saya dalam membaca Ayat-Ayat Al Qur'an sambil saya berpikir
mengenai kakek itu.
Hati saya berkecamuk pada waktu itu karena saya sebenarnya sudah
mengakhiri perjalanan saya ke dalam Hijir Ismail dimana hampir setiap hari baik
siang dan malam saya selalu berada di dalam Hijir Ismail baik untuk berdo'a,
sholat sunnah maupun kegiatan lainnya. Jadi sebenarnya bagi saya sudah sangat
cukup untuk kembali ke dalam Hijir Ismail karena ingin memberi kesempatan
kepada orang lain untuk masuk ke Hijir Ismail. Hati saya pada waktu itu
berkecamuk antara ingin mengajak kakek itu ke dalam Hijir Ismail atau mengikuti
keinginan lainnya yaitu sudah cukup masuk ke dalam sana.
"Bapak mau saya ajak masuk ke dalam Hijir Ismail?",
tanya saya akhirnya.
"Saya mau sekali, Pak", Jawab dia dengan rasa senang.
"Baiklah Pak, yang penting Bapak ada di belakang saya, baca
Ayat Kursi dan ikut arahan saya,"kata saya lagi.
"Tapi tidak sekarang yach Pak, nanti selepas Sholat Maghrib
kita masuk ke dalam ", kata saya lagi.
Setelah dia setuju, akhirnya saya kembali membaca Ayat-ayat Al
Qur'an dan memperbanyak bacaannya karena bagi saya Bacaan Al Qur'an itu bisa
menambah Adrenalin atau kekuatan saya untuk bisa masuk ke dalam Hijir Ismail
dan juga selalu dari kata hati yang memperkuat keinginan untuk masuk ke dalam
Hijir Ismail.
Akhirnya setelah sholat Maghrib, kami bersiap-siap dan berjalan
menuju ke lokasi tempat thawaf di lantai bawah dan kakek itu mengikuti saya.
Alhamdulillah, saya sudah banyak tahu mengenai Masjidil Haram sehingga saya
tahu dimana jalan yang terdekat untuk masuk ke areal Ka'bah dan Bapak terus
mengikuti saya dari belakang dan saya selalu menengok belakang untuk memastikan
bahwa kakek itu masih berada di belakang saya.
Ketika sudah sampai di areal Kabah, kami pun bersiap diri dan saya pesankan kepada kakek itu bahwa kita bukan ingin melaksanakan thawaf tapi kalau kita ingin masuk ke dalam Hijir Ismail , kita harus mengikuti arah putaran orang yang melakukan Thawaf.
"Nanti Bapak jangan lupa baca ayat kursi dan memegang rompi saya ini", kata saya sambil menunjukkan dimana harus kakek itu pegang.
"Baik kalai bapak paham, mari kita masuk ke dalam Hijir Ismail, Bismillah", kata saya lagi.
Akhirnya kami pun merapat ke barisan orang yang melakukan thawaf, putaran pertama, kami masih mengikuti arah putaran orang melakukan thawaf dan putaran kedua sudah mulai masuk ke posisi terdekat dari kabah dan putaran ketiga kami sudah mencapai rukun Yamani dan saya minta kakek itu untuk menyentuh rukun Yamani . karena posisi pada waktu itu rukun Yamani tidak terlalu rame. Setelah menyentuh rukun Yamani akhirnya kami tiba ke lokasi Hajar Aswad dan kami ditawari oleh dua orang perempuan, orang Indonesia untuk mencium Hajar Aswad, tapi kami menolaknya.
"Bapak nggak apa-apa khan tidak mencium Hajar Aswad?"karena saya sendiri pun tidak berani. Karena terlihat orang seperti semut yang mencari makan di sebuah permen. "kata saya .
"Nggak apa-apa Pak, "Jawab dia lagi.
Akhirnya kami melanjutkan melakukan putaran berikut nya karena saya masih belum punya kesempatan untuk masuk ke dalam Hijir Ismail dan akhirnya saya lihat ada celah untuk masuk ke dalam Hijir Ismail dan saya bilang ke kakek itu , kita masuk ,
Akhirnya kami mencoba masuk ke dalam Hijir Ismail, walaupun berdesak-desakan dan saya minta kakek itu membaca Ayat Kursi dan penulis lihat bapak itu mendorong orang yang menghalangi nya dan akhirnya saya tegur kakek itu
"Pak! tak boleh begitu ..jangan emosi dan sabar. Itu cobaan kita. Kalau Bapak pakai Emosi, kita tidak bisa masuk ke dalam Hijir Ismail karena kebanyakan manusia yang mencoba masuk ke dalam sini, membawa hawa nafsu sehingga cenderung mereka menzolomi orang lain", kata saya.
"Eh Maaf Pak..", Jawab dia lagi.
Akhirnya kami berhasil masuk ke dalam Hijir Ismail dan saya ajak bapak itu ke tengah dan terlihat posisi yang baik. Saya minta Bapak itu untuk melakukan sholat sunnah dua rakaat dan berdo'a untuk Alm. istrinya dan keluarganya. Dan saya hanya mencoba menjaga kakek itu agar tidak terinjak-injak oleh orang yang berdesakan di dalam Hijir Ismail. Caranya yach dengan memasang tangan penulis sebagai pagar kakek itu.
Penulis waktu itu tidak melakukan sholat sunnah karena penulis hanya berdo'a dan menjaga kakek itu supaya tidak terinjak saat sholat sunnah. Dan ada sekitar 15 menit kakek itu berdo'a dan saya pun meminta kakek itu mempercepat do'a nya karena melihat kondisi pada waktu itu sudah mulai ramai dan berdesakan. Saya pun khawatir kalau nanti terlalu lama di dalam Hijir Ismail. Kakek itu bisa pingsan.
Semasa kakek itu melakukan sholat sunnah dan berdo'a , penulis pun berpikir bagaimana caranya untuk keluar. Saat Kakek itu selesai melaksanakan sholat sunnah dan do'a, akhirnya kami pun keluar dari Hijir Ismail dan tak lupa saya minta kakek itu membaca ayat kursi selama kami mencoba keluar dari Hijir Ismail dan dengan mengikuti putaran orang yang melakukan Thawaf, akhirnya kami pun berada di posisi aman.
"Pak , kita sudah selesai dan bapak masih kuat kah? Tahu jalan pulang kah? tanya saya .
"Ya jawabnya. sambil mengucapkan terima kasih, akhirnya Bapak
itu berjalan menuju ke tempat orang melakukan Sa'i dan saya pun keluar dari
Masjidil Haram menuju ke Hotel kami di Zam Zam Tower unuk makan malam karena
istri saya sudah menelpon
Hikmah dari cerita ini adalah niat baik menolong orang yang ingin beribadah kepada Allah dengan mengikuti ritual-ritual yang dilakukan, semua itu tergantung keimanan kita kepada Allah.
Maaf saya bukan orang baik, tapi berusaha untuk menjadi baik dan mencari pahala dari Allah.
Mudah-mudahan kita semua yang berangkat Umroh atau Haji bisa mendapat kesempatan untuk masuk ke Hijir Ismail. Karena banyak teman yang berangkat Haji bareng, tidak punya kesempatan untuk masuk ke dalam Hijir Ismail.
No comments:
Post a Comment