Setelah
menikmati perjalanan dari Jakarta ke Abu Dhabi dengan menggunakan pesawat,
(maaf saya lupa berapa lama waktu tempuhnya…red), tibalah kami di bandara di
Abu Dhabi. Dan kami harus menunggu sekitar 4-5 jam sebelum melanjutkan
perjalanan ke Madinah. Bandara di Abu Dhabi ini adalah bandara yang bagus dan
ramai. Tentunya menjadikan saya berkeinginan untuk bekerja di Abu Dhabi. Selama
menunggu jadwa berangkat berikutnya, banyak jemaah-jemaah yang tidur, ada yang
ngobrol dan ada yang jalan-jalan. Saya pun jalan-jalan di sekitar ruang transit
sambil mencari-cari tempat jual makanan. Karena itu waktu hampir jam 2 pagi,
kawatir saya bakal masuk angin makanya saya mencari tempat makan dan saya pun
mengajak istri saya tapi dia menolak dengan alasan masih kenyang.
Akhirnya saya
mencari makan sendiri tapi sebelumnya saya menukar mata uang Australia ke Mata
Uang UEA. Saya makan sekitar jam 2 pagi dan saya memesan makanan di MCDonald
dengan minumannya Pepsi Cola. Saya menyantapnya sampai habis dan mungkin Cuma
saya yang dari jemaah Raudoh makan di sana karena sebagian sudah pada tidur di
kursi-kursi ruang transit. Selesai makan di MCDonald dan sekitar kurang lebih
satu jam, perut saya merasa tidak enak dan saya akhirnya ke toilet untuk buang
air besar dan mencret. Semua isi perut saya dikuras saat itu. Dan setelah saya
keluar dari toilet Bandara, masuk lagi karena process pembuangan kotoran dan
rasa sakit perut saya belum berakhir juga. Setelah dua atau tiga kali buang air
besar, saya menjumpai istri saya untuk minta obat sakit perut. Tapi tentunya
yang diterima bukan obat tapi teguran karena tidak menuruti apa yang dikatakan
istriku. Tapi untungnya pesawat masih lama berangkat sehingga saya bisa
duduk-duduk dahulu menghilangkan rasa sakit perut saya itu. Akhirnya saya
merasa kapok untuk meminum Pepsi Cola di pagi hari atau karena sebelumnya saya
makan TomYam saat di Jakarta sehingga terjadi kontaminasi antara Cola dengan
Tom Yam. Tapi entahlah mana yang benar yang penting saat itu saya tengah
menahan rasa sakit perut walaupun sudah diberi minyak angin atau balsam di atas
perut saya.
Terus terang saya tidak pernah ada
masalah perut saat minum Pepsi Cola karena memang saya sangat suka dengan
minuman tersebut apalagi kalau capek berat, yach minumnya Coca Cola. Tapi entah
kenapa pas di Abu Dhabi, jadi seperti ini, selah-olah perutku menolak minuman
bersoda tersebut.
Saya hanya bisa mengucapkan itiqfar
berulang-ulang dan memohon ampun kepada Allah atas kekhilafan yang kuperbuat
bilamana aku melakukan kesalahan-kesalahan atas perbuatanku itu dan aku jadi
takut meminum minuman bersoda seperti Pepsi Cola. Saya pun hanya bisa meratapi
nasib karena kebodohanku akhirnya aku kena sakit perut padahal ini masih awal
perjalanan melaksanakan ibadah Haji. Aku pun merasa mungkin aku banyak berdosa
sehingga aku diuji dulu oleh Allah. Dan waktu itu aku berharap agar aku bisa
segera sembuh dari sakit perut sehingga aku bisa melaksanakan ibadah haji
dengan baik dan lancar. Untunglah walaupun dalam kondisi sakit perut, tapi
tidak menghantarkanku untuk kembali ke Toilet.
Akhirnya ketua rombongan kami, Pak Berry
meminta kami berkumpul kembali untuk segera masuk ke ruang tunggu pesawat. Tapi
itulah saya pikir ruang tunggu pesawat itu hanya berjarak sekitar 100 meter
saja tapi tak tahunya jaraknya lebih dari 1 kilometer dari tempat kami
menunggu. Dan terpaksalah kami berlari-lari kecil ataupun berjalan dengan cepat
agar segera tiba di ruang tunggu tersebut. Tak ayal, kami memerlukan waktu
sekitar 20 menit dan untunglah tidak ada satupun jamaah haji yang terpisah dari
rombongan.
Kami berangkat Haji melalui Agent
Perjalanan Haji di Australia yang bernama Raudoh Hajj. Waktu itu ongkos biaya
perjalanan haji sekitar AUD$ 8.9000 /orang. Dan Jemaah Haji yang diberangkatkan
Agent Haji ini berjumlah 80 orang dan rata-rata yang ikut haji itu orang
Indonesia yang tinggal di Australia dimana ada Jemaah Haji dari Perth,
Adelaide, Brisbane, Darwin, Melbourne, Sydney dan Canberra. Jemaah Haji Raudoh
yang terbanyak berasal dari Sydney. Kalau kami dari Canberra berjumlah 8 orang
saja. Tapi jumlah kami saat itu yang
berangkat adalah sekitar 75 orang karena yang 5 orang lagi masih tertahan di
Australia.
Walau perut terasa sakit, tetap saja
saya berzikir agar rasa sakit perut saya itu segera hilang. Kadang aku
beranggapan bahwa Allah sengaja mensucikan perut saya dari makanan dan minuman
haram sebelum masuk ke tana suci Makkah dan Madinah. Tapi hanya Allah lah yang
tahu kejadian sebenarnya saat itu.
Setelah kami tiba di areal ruang tunggu
untuk keberangkatan ke Madinah, Tak lama kemudian pengumuman boarding naik ke
pesawat, Dan kami pun bergerak untuk naik ke Pesawat. Saya lupa berapa lama
kami berada dalam pesawat karena waktu itu daya ingat saya sudah berkurang
karena akibat menahan rasa sakit perut. Anggap saja perjalanannya sekitar 1 jam
dan kami pun tetap menggunakan pesawat Itihaj Airlines.
No comments:
Post a Comment