Tuesday, June 19, 2018

CERITA HAJI 5 : TIBA DI MADINAH DI DINI HARI PAGI


Madinah (bahasa Arab: المدينة) atau Madinah al-Munawwarah (bahasa Arab: المدينة المنورة), (juga Madinat Rasul Allah, bahasa Arab: مدينة الرسول الله, Madīnah ar-Rasūl Allah) adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Di sana terdapat Masjid Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin.

Dewasa ini, penduduknya sekitar 600.000 jiwa. Bagi umat Muslim kota ini dianggap sebagai kota suci kedua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, kota ini menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota ini Islam menyebar ke seluruh jazirah Arabia lalu ke seluruh dunia.

Sejarah
Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai dia wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena pengkhianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir ke luar Madinah.

Kini Madinah bersama kota suci Mekkah berada di bawah pelayanan pemerintah kerajaan Arab Saudi.

Keutamaan Kota Madinah
Sebagai salah satu kota suci umat Islam, Madinah memiliki sejumlah keutamaan, yaitu :
1         Tempat yang diprioritaskan penyebutan namanya dalam Al-qur'an.
2         Yang menjadikan Madinah sebagai tanah haram (suci) adalah Allah SWT.
3         Pengharaman pemburuan dan buruan di Madinah.
4         Larangan memotong pohon-pohon, mencabutnya dan memungut barang yang tercecer.
5         Pengharaman mengangkat senjata dan berperang di dalamnya.
6         Mengharamkan bid'ah
7         Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat hijrah Rasulullah SAW.
8         Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat disemayamkannya jasad Rasulullah SAW.
9         Madinah dibersihkan dari Syirik.
10      Iman akan kembali ke Madinah.
11      Keberkahan di Madinah dilipatgandakan.
12      Dajjal tidak boleh memasuki Madinah.
13      Madinah tidak akan dimasuki oleh rasa gentar terhadap Dajjal.
14      Madinah tidak akan dimasuki oleh wabah Ta'un.
15      Perpindahan penyakit dari Madinah ke Juhfah.
16      Larangan membunuh ular sebelum diberi peringatan selama 3 hari karena para jin di sana banyak yang memeluk Islam dan mereka suka berubah bentuk menjadi binatang di antaranya ular.
17      Anjuran untuk tinggal di Madinah.
18      Anjuran agar meninggal di Madinah.
19      Orang-orang kafir tidak boleh memasuki Madinah.
20      Alim ulamanya lebih alim dari ulama selainnya.
21      Tanahnya sebagai penyembuh (Syifa')
22      Syafaat bagi siapa saja yang sabar atas cobaan di Madinah.
23      Syetan putus asa untuk disembah di Madinah.
24      Doa untuk Madinah sebagaimana doa Nabi Ibrahim untuk Mekkah.
25      Para Malaikat menjaganya hingga Hari Kiamat.
26      Madinah bermandikan cahaya di hari kedatangan Rasulullah SAW.
27      Hukuman bagi orang yang mendzalimi penduduk Madinah.
28      Beribadah di Masjid Nabawi dilipatgandakan pahalanya.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah

          Akhirnya kami tiba di Bandara di kota Madinah yaitu Bandara Prince Mohammad bin Abdulaziz Airport dan kami pun turun dari pesawat dan tetap saja ada rasa takut saat ingin turun dari pesawat karena khawatir dengan ganjaran yang diberikan kepada saya akibat ibadah saya masih kurang baik. Dengan mengucap Labaik Allah Humma Labaik dan juga membaca Ayat Kursi, akhirnya saya turun dari pesawat bersama istri saya dan dari pesawat kami pun harus naik bus terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kedatangan Bandara. Untunglah kami naik bus terlebih dahulu sehingga kami lebih dahulu tiba di Ruang Kedatangan dan kami pun diminta berbaris dengan memegang pasport. Kami pun antri satu per satu untuk diperiksa pasport. Saya pun berzikir dan membaca Ayat Kursi berkali-kali agar dimudahkan untuk urusan pasport dan diijinkan masuk ke kota Madinah. Saya berdoa karena tetap saja ada rasa khawatir karena saya merasa ibadah saya kurang dan tidak diijinkan masuk ke kota Madinah.

      Alhamdulillah process imigrasi berjalan dengan lancar dan waktu kala itu tengah menunjukkan pukul 5 pagi dan seharunya kami sudah mau sholat subuh tapi itulah manusia berencana sholat shubuh setibanya kami di hotel. Tapi ketika kami berencana keluar dari Bandara, pasport kami diminta oleh petugas di sana dan kami berikan juga yach mungkin itu adalah procedur yang ditetapkan negara itu. Kami ikut saja karena kalau kami bertanya kemungkinan kami disuruh balik ke Australia lagi.

       Rupanya di Bandara, ada beberapa ustaz yang memang bertugas menjemput kami, yaitu ustaz Perry dan Ustaz Dedi. Mereka ini adalah mahasiswa yang belajar di universitas yang ada di Madinah maupun di Makkah. Mereka kuliah mendapat beasiswa dari Pemerintah Saudi Arabia. Dan mereka bergabung di Agent Perjalanan Haji sebagai staff lokal. Ada sekitar 4 sampai 5 orang staff lokal yang dipekerjakan untuk membantu Raudoh Australia.

        Setelah bertemu dengan Ustaz-ustaz tersebut akhirnya kami pun diminta untuk naik ke Bus-Bus yang ada di tersedia di luar Bandara dan rupanya bus nya tidak sedikit sehingga kami sedikit kebingungan memilih bus yang kami tumpangi dan akhirnya muncul ustaz lainnya untuk menunjukkan bus yang kami tumpangi menuju ke Hotel tempat kami menginap.

      Selama perjalanan menuju hotel yang memakan waktu sekitar 20 menit, saya melihat pemandangan dari dalam bus dan saat melihat gunung-gunung yang ada di pinggir jalan, ada perasaan takut melihat gunung tersebut dimana saya merasakan saya berada di dunia lain atau seperti dalam film-film star wars. Takut karena merasa bahwa saya belum punya ibadah yang baik dan takut akan dosa-dosa yang diperbuat. Dan bilamana ada kejadian yang tidak bisa dihindari, tentunya saya tidak siap menerima itu. Nampak Fajar mulai menyingsing menyinari gunung-gunung yang kami lewati. Rasa kagum dan rasa takut akan kebesaran Allah, ketika melihat gunung-gunung yang berwarna hitam dan tandus. Saya nggak tahu apakah itu gunung magnet atau bukan. Sementara itu ustaz pembimbing kami asyik menceritakan kondisi kota Madinah Al Mukaromah.

       Tak berapa lama kami pun tiba di Hotel tempat kami menginap dan waktu menunjukkan sekitar pukul 6 pagi dan saya nggak tahu apakah waktu subuh telah lewat atau belum. Karena kami belum bisa masuk kamar kala itu dan belum juga melaksanakan sholat subuh. Maka ustaz tersebut mengajak kami untuk sholat di Masjid Nabawi. Sampai di Masjid Nabawi dan kami pun melaksanakan sholat subuh di pelataran luar masjid Nabawa. Saya tidak tahu apakah sholat subuh kami itu diterima atau tidak mengingat waktu saat itu sudah menunjukkan lewat jam 6 pagi dan matahari sudah mulai timbul. Setelah sholat subuh selesai, kami pun melaksanakan sholat Dhuha 2 rakaat.

      Karena kami belum bisa juga masuk ke kamar Hotel maka kami pun berphoto-photo sejenak dan mengagumi masjid nabawi yang begitu luasnya. Dan ada rasa kagum dengan kebesaran Masjid Nabawi itu. Dan kagum karena begitu banyaknya manusia yang berkumpul di sana untuk beribadah kepada Allah.

 

MENGENAL MASJID NABAWI
Masjid Nabawi, adalah salah satu mesjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad dan menjadi tempat makam dia dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di Mekkah.

Keutamaan Masjid Nabawi

1.       Dianjurkan datang ke masjid Nabawi terlebih dahulu bagi musafir yang pulang bepergian

  1. Masjidnya diasaskan atas dasar taqwa
  2. Pahala salat dilipatgandakan
  3. Pahala bagi orang yang salat 40 raka'at di masjid Nabawi
  4. Tidak boleh meninggikan suara
  5. Keutamaan siapapun yang datang ke masjid Nabawi baik sebagai pengajar maupun pelajar
  6. Raudhah termasuk tempat yang mulia
  7. Mimbar berada di atas telaga Rasulullah SAW.
  8. Mimbar tempat Rasulullah SAW berkhutbah berada di bawah pintu surga
  9. Tangisan dan rajukan batang tamar
  10. Tiang-tiang mimbar masjid menjadi tiang-tiang di dalam surga
  11. Hukuman bagi siapa saja yang bersumpah palsu di mimbar

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah

       Setelah berphoto-photo dan menikmati kekaguman masjid Nabawi akhirnya kami kembali ke Hotel sekitar jam 9 pagi dan sesampai di hotel kami diminta bantuan untuk menurunkan Koper-koper bawaan kami yang ada dalam satu truk besar. Dan dengan bergotong royong kami keluarkan satu persatu dari dalam truk dan dimasukkan semuanya ke dalam lobbi Hotel dan setelah itu sang pemilik koper mengambil koper masing-masing sesuai dengan tanda pengenal yang terpasang pada gagang koper tersebut. Tapi itulah kami masih menunggu dan menunggu sebelum kami masuk ke dalam kamar.

         Sambil menunggu kami pun sarapan tapi menu yang disediakan pada pagi itu adalah menu masakan arab dan tentunya berbeda rasanya. Tapi berhubung lapar dan perut masih sakit, akhirnya saya makan-makanan yang disedikan oleh pihak hotel. Saya tidak bisa menceritakan disini bagaimana rasanya menu sarapan pagi di hotel tersebut karena memang awam dimata saya. Tapi pihak penyelenggara Haji berkata bahwa kalau makan siang dan makan malam adalah menu Indonesia.  Dan itu setidak-tidaknya membuat kami merasa nyaman dan tidak merasa terancam.

       Setelah sarapan pagi, kami pun balik ke lobby hotel untuk pembagian kamar dimana saya mendapatkan kamar tapi bersama dua orang temannya dan kebetulan sama-sama jemaah dari Canberra yaitu Pak Marfuddin dan Pak Hendra. Kami pun bersama-sama masuk ke dalam kamar dan tersedialah tiga tempat di tidur dan dimana saya memakai tempat tidur tambahan karena saya memang ingin berada di dekat jendela.

       Pak Hendra tahu kalau saya kena sakit perut dan buang air terus menerus dan akhirnya Pak Hendra memberikan obat sakit perut kepada saya dan saya memakanya sambil berdoa untuk kesembuhan saya. Setelah istirahat sejenak dan membersihkan diri. Kami pun berangkat ke Masjid Nabawi untuk sholat Zuhur. Dan kami merasakan keindahan masjid nabawi, merasakan nyaman berada di sana, merasa sejuk karena setiap sudut dipasang AC. Jadi kenyamanan menjalankan ibadah sholat sangat terasa di Masjid Nabawi. Terlihat banyak tempat-tempat penampungan air dan kata teman saya itu adalah Air Zam-Zam dan akhirnya saya ambil botol minum saya dan saya langsung isi dengan air zam-zam dan langsung saya minum.

       Setelah sholat Zuhur, kami kembali ke Hotel untuk melaksanakan makan siang dan tempatnya terpisah dari tempat dimana kami melaksanakan sarapan pagi dan Alhamdulillah menu yang tersedia itu adalah menu masakan Indonesia. Tapi kala itu selera makan saya masih belum pulih sehingga makan seadanya aja.

Setelah makan siang bareng, kami pun mendapat manasik haji kembali tapi kali ini dari ustaz-ustaz local dan juga ceramah diisi oleh ustaz-ustaz local tersebut. Tapi ada sedikit keanehan dan tidak masuk ke logika saya mengenai isi ceramah itu dimana si ustaz menceritakan mengenai kisah seorang Jendral yang menyia-yiakan ibunya dan bahkan saat ibunya meninggal, sang jendral tersebut tidak hadir karena alasan itu. Dan akhirnya sang jendral jatuh miskin dan dipecat dari kedinasannya serta ditinggalkan oleh istri yang dicintainya. Si jendral akhirnya menjadi seorang pengemis dan meminta-minta kesana kemari dan akhirnya si jendral tadi meminta ke salah satu rumah yang ternyata itu adalah rumah adiknya. Dan adiknya tahu itu abangnya dan bermaksud mengusirnya tapi ditahan oleh suaminya. Tapi kelanjutan cerita itu saya sudah lupa. Karena bagi saya apa yang diceritakan ustaz itu adalah bak cerita dalam sinetron.

        Setelah mendengarkan ceramah itu, kami kembali ke masjid nabawi untuk melaksanakan sholat Ashar dan kemudian kembali pulang ke kamar hotel untuk beristirahat.

       Kegiatan ini rutin kami lakukan selama kami berada di Madinah Al Mukaromah selama 6 hari yaitu dari tanggal 15 September 2014 sampai dengan 20 September 2014. Selama 6 hari itu banyak sebenarnya kisah-kisah yang saya alami dan tentunya tidak masuk di akal saya dan akan saya ceritakan pada bab berikutnya karena saya lupa tanggal berapa kejadiannya dan waktunya makan saya buat semacam cerita pendek dalam satu bab dan mempunyai banyak cerita di dalamnya.


No comments:

Post a Comment