Wednesday, June 13, 2018

HIDUP ITU ADALAH PILIHAN, KETIKA AKU HARUS MENGALAH

Alhamdulillah itu yng hanya bisa kutuliskan dalam kata demi kata dalam blog ini untuk menyampaikan rasa syukur dimana sejak minggu lalu penulis telah bekerja kembali di sektor oil and gas. Masa penantian yang cukup lama bagi pujangga piping untuk kembali bekerja di Engineering oil & gas project.

Adalah sebuah perusahaan engineering and construction yang berdomisili di Riau yang berkenan menhire saya untuk duduk dalam posisi pipeline design engineer. walau di offer untuk posisi junior engineer , penulis dengan senang hati menerima pekerjaan tersebut dan posisi tersebut.

Bukanlah waktu yang singkat untuk kembali bekerja di Oil & Gas Project setelah penulis harus meninggalkan pekerjaan sebagai piping design engineer di salah satu perusahaan di Malaysia dimana pada waktu itu tepatnya February 2012 , penulis harus resign dari pekerjaan dimana penulis harus mengikuti istri yang mengambil kuliah S3 di ANU Canberra Australia.

Penulis mau tak mau mengakhiri sementara waktu untuk mengubur impian untuk menjadi seorang profesional di bidang piping engineering untuk ikut bersama istri ke Australia karena tugas dan fungsi saya adalah menjaga anak-anak saya di Australia.

Saya harus mengakhiri pekerjaan di Malaysia pada 29 February 2012 dan kembali ke Indonesia di awal maret 2012. Dikarenakan saya harus menjaga kedua anak saya di Indonesia sebelum berangkat ke Australia. Istri saya sudah berangkat ke Australia pada awal januari 2012 dan akhirnya anak-anak saya tinggal bersama pembantu dan paman sebelum saya balik ke Indonesia. Bisa dibayangkan sedihnya anak-anak saya ketika , kedua orang tuanya tidak berada disisi mereka dan saya bisa merasakan hal itu.

Jadi selama sekitar 2 bulan, kami harus hidup terpisah dimana saya di Kuala Lumpur, Istri di Canberra Australia dan kedua anak saya di Pekanbaru Indonesia.

Hidup adalah pilihan,
dimana waktu itu penulis mendapatkan tawaran untuk bekerja sebagai permanent employee di salah satu perusahaan di Kuala Lumpur , tapi mengingat penulis harus menjaga kedua anak-anaknya maka tawaran itu ditolak dengan halus. Ada rasa kecewa karena penulis menolak tawaran itu dan semua kecewa dengan keputusan penulis untuk resign. Tapi hidup adalah pilihan.

Setelah di Canberra Australia, penulis berniat untuk bekerja dan sudah mencoba apply di beberapa perusahaan di Canberra dan sampai akhirnya mendapatkan peluang dan wawancara dengan perusahaan di Canberra dan waktu itu ada dua perusahaan. Namun kedua itu diakhiri dengan kata kecewa karena kegagalan yang menghinggapi penulis. Dimana visa yang diminta adalah working visa atau PR (Permannet Resident) tapi yang penulis miliki adalah student visa (sudah pernah diceritakan pada postingan sebelumnya)

Hidup harus diterima apa adanya,
Dimana penulis mau tak mau harus bekerja apa saja demi kelangsungan hidup keluarga di Canberra, karena rasanya tak mungkin mengandalkan beasiswa istri untuk hidup bersama dengan 2 anak dengan harga sewa rumah seharga AUD$ 350 per minggu.

Kerja kasar atau non skill harus diikuti, baik bekerja sebagai loper koran,  ikut membersihkan rumput halaman orang, ikut membersihkan rumah orang, bekerja pada exhibisi karpet, bekerja di hotel dan akhirnya bekerja di salah satu perusahan Cleaning Service.

Untuk pemula seperti saya yang belum pernah mengalami pekerjaan yang kasar tersebut tentunya hal yang sangat berat dimana penulis hampir pingsan karena bekerja di exhibisi karpet di Albert Hall, adalah pengalaman pahit yang mungkin tidak bisa dilupakan.

Kadang ada rasa sesal kenapa aku harus hidup seperti ini di Canberra dan meninggalkan masa kejayaanku di Engineering Design dan akhirnya tibalah musibah dimana harga minyak dunia turun mencapai harga 40 dollar / barel dan bertambah sulit untuk bekerja kembali di Oil & Gas di Australia. Apalagi harga batubara pun turun kala itu.

Sebuah pengorbanan yang berat untuk menghadapi kehidupan yang serba kekurangan di Canberra dan Struggle Live adalah sesuatu yang harus diikhlaskan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Alhamdulillah, karena keterbatasan kondisi kehidupan dan belum bekerjanya penulis di awal awal datang ke Canberra, akhirnya penulis menulis beberapa e-book dan dijual secara online di Indonesia.
Ada beberapa e-book yang dibuat selama hidup di Australia, seperti Bila aku ingin menjadi seorang piping enginner, pipe and fitting, PDMS Handbook . Dan Alhamdulillah banyak yang membeli e-book saya sehingga saya punya uang untuk memberikan nafkah untuk keluarga saya.

Alhamdulillah , saya pun membuat training training online piping design engineering dan banyak yang mendaftar dan mengikuti training yang saya buat. Tapi mengadakan training online itu tidak lah mudah memgingat diperlukan persamaan visi antara penulis sebagai pengajar dan peserta didik. Akhirnya semua itu hilang dengan sendirinya , karena perlu pro aktif dalam pelaksanaan training tersebut. Alhamdulillah dan terima kasih kepada seluruh anak didik saya yang pernah saya training, yang berkenan membantu saya dalam mengikuti training training yang saya buat.

Waktu berjalan dengan sendirinya dan apapun pekerjaan harus diterima dengan ikhlas, akhirnya setelah di pecat bekerja di salah satu hotel di Canberra, penulis menganggur selama 3 bulan dan akhirnya penulis bisa bekerja kembali di salah satu perusahaan cleaner bernama ISS Facilities Australia yang mempunyai project di ANU (Australian National University) Canberra.

Alhamdulillah dengan keikhlasan dalam menerima pekerjaan apapun juga, penulis dalam waktu 3 bulan mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu supervisor dan akhirnya secara resmi ditunjuk sebagai supervisor dan membawahi sekitar 100 orang pekerja dari berbagai manusia.

Selepas kembali dari Australia per Agustus 2016, penulis berencana menikmati hidup dengan santai tapi akibat dari kesantaian itu akhirnya penulis mempunya kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Untuk istri penulis bekerja di salah satu perguruan tinggi di Riau.

Penulis punya keinginan untuk berwiraswasta baik dengan mengikuti training dan seminar keuangan seperti My Bigmall (toko online), MMBC (Travel Online) dan lainnya namun semua itu tidak bisa dijalani penulis dikarenakan perbedaan pemahaman penulis untuk memahami bisnis itu.

Akhirnya penulis bermitra dengan provider training yang ada di Yogyakarta untuk mengadakan training-training di pekanbaru. Tahun pertama tidak berjalan dengan lancar dan tidak adapun satu peserta yang mendaftar dan awal tahun kedua barulah ada mulai ikut in house training. Tapi mengadkaan training itu tidak mudah.namun dijalani dengan nikmat sambil mencari cari info kerja di Riau. Karena penulis tidak mau bekerja jauh dari keluarga.

Alhamdulillah, setelah menunggu setahun setengah lebih akhirnya penulis bisa merasakan aroma dan nuansa oil & gas kembali. Dan itu tidak mudah didapatkan mengingat penulis sudah hampir 7 tahun tidak bekerja di oil & gas project lagi.

Alhamdulillah, Alhamdulillah dan Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah dan teman-teman yang membantu mencarikan saya kerja kembali.

Dulu sewaktu di Canberra Australia, saya berharap dengan saya membantu kawan-kawan orang Indonesia untuk bekerja di perusahaan di Canberra Australia, dimana saya bekerja dulu, namun harapan itu sia sia belaka. People is People. People is different when coming back to their real life.

Pesan penulis, jangan pernah berharap orang akan bersikap sama seperti kita, orang lain dan kita itu tak pernah sama. karena rasa cukup itu berbeda makna di masing-masing orang, rasa ingin membantu sesama kadarnya berbeda setiap orang. Dan lagi nggak perlu berlama-lama larut dengan masa lalu.

Tapi Alhamdulillah , Allah memberikan orang-orang baik yang membantu saya dan menghadirkannya untuk saya dalam meraih kehidupan saya yang lebih baik .

JANGAN PERNAH BERHARAP KEPADA MANUSIA, BERHARAPLAH KEPADA ALLAH





No comments:

Post a Comment