Kami
berencana untuk Naik Haji di tahun 2015 dimana di tahun itu harapannya kami
mempunyai cukup uang untuk biaya keberangkatan haji, biaya untuk anak-anak yang
ditinggal di Canberra dan juga biaya untuk mendatangkan orang tua/ mertua untuk
menjaga anak-anak kami. Jadi semua sudah di di awal tahun dan Istri
saya yang mempunyai inisiatif untuk berangkat haji di tahun 2015 dan dari
Australia. Tapi kami belum mendaftar tapi istri saya sudah bertanya-tanya dan
mencari agen tour Haji di sekitaran Sydney.
Waktu
itu Istri saya adalah Mahasiswa S3 di ANU Canberra dan istri saya mendapatkan
beasiswa dari Pemerintah Australia untuk melanjutkan kuliah di Australia tanpa
bayar. Istri saya mengambil study Medical Research mengambil tema Liver Cancer.
Sedangkan saya adalah seorang Cleaning Service yang bekerja di ISS Facilities
Services di areal ANU. Karena peluang kerja untuk posisi yang sesuai dengan
bidang yang saya geluti yaitu piping design engineering tidak bisa saya lamar
karena visa saya adalah visa spouse student. Karena untuk bekerja sebagai
engineer di Australia, syaratnya minimal PR atau mempunyai working visa. Karena
saya tidak mempunyai itu semua akhirnya saya melamar semua posisi yang ada.
Sehingga Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan sebagai Cleaner dan terakhir
kerja di ISS Facilities Service Australia. Anak kami ada 2 orang dan semuanya
laki-laki dan mereka semua sekolah di Canberra tanpa biaya / gratis.
Saya
mendengar permintaan istri saya itu langsung saja saya jawab, saya tidak bisa
berangkat tahun ini karena tidak mempunyai cuti yang cukup sehingga ada
kemungkinan saya bakalan kehilangan pekerjaan dan juga saya merasa dalam Hati,
saya masih belum siap untuk berangkat haji tahun itu. Dan saya minta ke istri
untuk melaksanakan sesuai planning yang kami buat bersama yaitu Berangkat Haji
tahun 2015.
Ada sedikit pertengkaran mengenai berangkat haji itu dimana kami
juga ada sedikit masalah di biaya Haji karena uang yang kami punya pas-pas an
saja. Tapi istri saya mempunyai tekat bulat untuk berangkat Haji tahun itu
walau saya menolaknya. Tapi saya tidak melarang istri saya untuk berangkat haji
tahun ini karena istri saya punya teman berangkat bareng yaitu Mbak Ida.
Istri
saya mendaftar haji di salah satu agen yaitu Raudoh Hajj Umroh Australia. Saya
nggak bisa melarang istriku untuk berangkat haji tahun 2014 lalu karena memang
saya tidak punya rencana untuk naik haji dibarengi rasa takut akan kehilangan
pekerjaan dan ketidak siapan saya untuk menjadi seseorang yang bagus ibadahnya
karena kadangkala aku lalai dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
Istri
saya sudah siap berangkat haji dan biaya sudah hampir lunas. Istri saya
berangkat bersama 6 orang lainnya dari Canberra dengan Agen yang sama. Istri
saya mendiamkan saya dan hanya seperlunya bicara. Saya pun banyak ditanya
teman-teman bahkan mertua, kenapa tidak naik haji bareng istri. Dan kujawab
“saya belum siap”. Dan mereka pun diam
Akhirnya
ada peristiwa yang menggugah hati saya dan akhirnya saya memutuskan untuk
berangkat Haji dan tapi rasanya itu tidak mungkin mengingat sekitar 3 bulan
lagi, jemaah haji akan berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah
haji.
Saat itu ada manasik haji di
rumah salah satu calon jemaah haji di Canberra. Dan istri saya ikut hadir tapi
saya tidak karena tidak ada rencana dan masih ragu. Tapi keesokan harinya,
pembimbing calon jemaah haji itu yang bernama Ustaz Ari menjadi penceramah di
salah satu group pengajian yang namanya Group Pengajian Keluarga dan
pelaksanaannya di rumah saya dan istri saya lagi-lagi punya rencana untuk
ngadain di rumah karena istri saya tahu kalau saya orangnya kurang inisiatif
dalam melakukan sesuatu dan hanya menunggu.
“Kenapa
Mas tidak mau Naik Haji?” “Apa tidak kasihan sama istrimu berangkat sendiri
tanpa muhrimnya?” Tanya ustaz Ari
“ Saya belum siap Pak Ari..dan
cuti saya tidak cukup untuk berangkat haji tahun ini dan rencana saya tahun
depan dan nggak apa-apa saya berangkat sendirian”, jawab saya.
“Kok kamu takut kehilangan
pekerjaan, apa mas ragu dengan janji Allah, dimana Allah akan melipat gandakan
rejeki umat manusia yang datang memenuhi panggilan Nya”
“Kalau perkara siap dan tidak
siap itu tergantung manusianya dan manusia tidak akan pernah siap untuk
berangkat ke sana” kata ustaz Ari..
Akhirnya setelah saya berpikir
lagi dan mencoba mengikhaskan diri bilamana nanti kehilangan pekerjaan dan kena
ganjaran waktu menunaikan ibada haji, karena katanya Allah akan memberikan
ganjaran kepada manusia bila mereka lalai dalam memenuhi kewajibannya sebagai
seorang Muslim
“Baiklah Pak Ari, saya siap
berangkat haji dan kasihan juga kalau istri saya berangkat sendirian tapi
dengan syarat saya harus satu group dengan istri saya kalau tidak saya tidak
mau”, jawab saya kepada Ustaz Ari.
Sebenanrya
saya tidak tahu bahwa di Australia itu banyak agent Perjalanan Haji baik itu
Labaik Group, Adam Hajj , BMA dan lain-lain dan saya pikir Ustaz Ari ini adalah
bagian dari Pembimbing Haji yang dipunyai orang Australia yang mungkin saja
bisa mengatur supaya saya bisa satu rombongan sama istri tapi tahunya Pak Ari
ini hanya mewakili Group Raudoh Hajj saja dan tidak mewakili yang lainnya. Saya
tahunya yaitu pada saat saya mau Manasik Haji terakhir di Raudoh Hajj Sydney
dan Raudoh Group ini rupanya punya perwakilan di Seluruh Australia.
Kenapa
kami memutuskan berangkat haji dari Australia, yaitu karena kemudahan yang
dimiliki yaitu tidak harus menunggu lama-lama seperti di Indonesia yang mana
harus menunggu 10 atau 15 tahun lagi. Tapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
walaupun pakai student visa yaitu tidak di Australia minimal 2 tahun dan visa
kami mulai awal Januari 2012 dan bilamana di tahun 2014 menjadi selisih 1 tahun
dan masuk syarat untuk berangkat Haji di Tahun 2014 itu. Sedangkan
syarat-syarat lain sama seperti di Indonesia.
Tidak
semua orang bisa Naik Haji dan hanya orang-orang yang beruntunglah yang bisa
mendapatkannya. Dan mungkin kami adalah sebagian dari orang-orang yang
beruntung itu. Karena mendapatkan peluang untuk naik haji dari orang-orang yang
tidak beruntung itu. Kenapa saya katakan tidak beruntung? Karena banyak orang
muslim yang berkeinginan untuk pergi haji dan mereka telah mendaftar dan telah
membayar lunas semua biaya keberangkatan haji tapi mendadak tidak jadi
berangkat. Bisa karena meninggal, bisa Karena sakit, bisa karena hamil dan bisa
karena macam-macam alasan. Dan hanya Banyak orang yang kecewa karena tertunda
untuk pergi haji tapi bila kita kembalikan lagi bahwa kita pergi haji atas
karena kehendak Allah dan memenuhi panggilan Allah, tentunya rasa ikhlas untuk
menerima kalau tidak bisa naik haji akan segera muncul dan mencoba kembali
membenahi ibadahnya agar lebih baik dan bisa diterima oleh Allah.
Begitupun
dengan kami akhirnya bisa berangkat haji karena ada orang yang mundur dan tidak
jadi berangkat dengan alasan-alasan tertentu. Dan tentunya kami memperoleh
keberuntungan bisa naik haji dari orang-orang yang tidak beruntung tadi.
Menjelang keberangkatan Haji, kami berusaha menjaga ibadah kami, melakukan
sholat malam, perbanyak bersedekah, melakukan perbuatan baik, baik itu kepada
sesama manusia maupun mahluk lainnya. Kami melakukan itu untuk menjaga peluang
kami agar tetap menjadi orang yang beruntung dan mendapat ridho Allah untuk
naik haji di tahun 2014 itu.
Alhamdulillah,
Akhirnya saya bisa naik haji bareng dengan istri saya dimana seminggu kemudian
setelah berjumpa dengan Ustaz Ari. Teman saya telp dan mengabarkan bahwa ada 1
seat kosong karena ada yang mendadak batal, dan dia berusaha untuk menelpon istri
saya tapi istri saya sedang sibuk bekerja dan jadinya dia langsung telpon ke
saya. Akhirnya saya mendaftar untuk naik Haji dengan agent perjalanan haji yang
sama dengan istri saya dan Alhamdulillah, do’a saya terkabulkan.
Tapi
sebenarnya banyak juga kendala bagi saya untuk naik haji dimana saya harus rela
bilamana saya harus kehilangan pekerjaan bilamana nanti sekembalinya saya dari
Saudi Arabia. Tapi saya tetap ingat saja dengan yang ustaz Ari bilang mengenai
janji
Allah. Jadi saya
ikhlaskan saja bilamana saya harus kehilangan pekerjaan sebagai cleaner di ISS.
Saya
bekerja sebagai cleaner di ISS Facilities Services Australia dan lokasi
kerjanya di Kampus ANU (Australian National University) di Canberra. Saya
bekerja dari pagi sampai sore. Di pagi hari saya bekerja sebagai supervisor
Cleaner dan siang hari saya bekerja sebagai pembersih sarang laba-laba di
gedung-gedung yang ada di lingkungan Kampus selain pekerjaan-pekerjaan lain
atas permintaan Client bilamana diperlukan.
Sebenarnya saya takut untuk naik
haji karena takut dengan ganjaran yang diberikan oleh Allah bila saya berada di
tanah suci Makkah dan Madinah, karena setiap hari saya membersihkan sarang
laba-laba dan secara tidak sengaja pun membunuh laba-laba. Itu yang sangat saya
khawatirkan sekali. Tapi saya ikhlaskan juga dan mohon ampun kepada Allah
karena saya tidak punya pekerjaan lain selain membersihkan sarang laba-laba di
siang hari di areal Kampus ANU. Apalagi dengan menggunakan visa spouse student
dan dengan kemampuan bahasa englihs yang terbatas, rasanya sulit bagi saya
mencari pekerjaan yang lebih baik selain bekerja sebagai cleaning service.
Selain
takut kehilangan pekerjaan dan juga kerja membersihkan sarang laba-laba, juga
saya khawatir dengan amal ibadah saya juga, dimana saat menjalankan sholat lima
waktu masih bolong-bolong dan masih tidak rajin membaca Al Qur’an dan intinya
ilmu agama saya masih kurang bilamana saya naik haji. Dan semua kekhawatiran
itu selalu saya pikirkan sepanjang persiapan untuk berangkat Haji.
Selain
kendala pribadi juga ada kendala dalam kepengurusan visa untuk haji dimana
sampai batas waktu rencana keberangkatan kami, visanya belum selesai alias
passport masih tertahan karena visa belum selesai juga diurus. Istri saya yang
rencana berangkat duluan ke Jakarta, untuk menghadiri pernikahan sepupunya di
Medan, akhirnya batal berangkat dan akhirnya berangkat bareng dengan saya di
tanggal 10 September 2014 dan dengan penerbangan yang sama. Banyak teman-teman
jemaah haji di group haji kami, yang akhirnya membatalkan keberangkatan karena
visa haji belum keluar juga dari embassy Saudi Arabia di Canberra.
Allah
yang mengatur semua, akibat dari istri saya tidak jadi berangkat tanggal 6
September 2014, maka istri saya sempat bertemu dengan orang tuanya di Canberra.
Kami sebelum memutuskan untuk berangkat haji, meminta tolong kepada mertua saya
untuk bisa menjaga anak-anak kami selama kami naik haji. Dan Alhamdulillah,
Beliau menyanggupinya dan Kedua mertua saya akhirnya berangkat tanggal 8
September 2014 dari Indonesia dan Sampai tanggal 9 September 2014 di Canberra.
Dan istri saya yang menjemput mereka berdua, dikarenakan saya bekerja. Dan
bilamana istri saya jadi berangkat tanggal 6 september 2014, tentunya saya yang
harus menjemput dan istri saya tidak berjumpa dengan kedua orang tuanya sebelum
kami berangkat Haji.
Hari
Rabu, 10 September 2014, kami berangkat dari Ke Indonesia. Dengan rute
perjalanan naik bus Murray berangkat jam 4 pagi dari Canberra dan tiba di Sydney
International Airport sekitar pukul 9 pagi. Setelah menjalani process check in
dan process lainnya di Bandara tersebut akhirnya kami berangkat ke Indonesia
dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Dan tiba di Jakarta sekitar pukul
4 sore.
No comments:
Post a Comment