Dimana setiap material mempunyai titik leleh atau titik muai yang berbeda-beda. sehingga pada saat trjadi pemuaian pada pipa akibat dari tekanan dan panas/temperature baik dari dalam maupun dari luar.

Di atas ini nampak 2 buah gambar/ photo yang mengambarkan pipa yang mengalami panas yang berlebih baik tu dari dalam maupun dari luar. Pada saat pipa ini mencapai titik muai, pada saat mau kembali ke kondisi awal, kondisi pipa tidak kembali dengan sempurna. Dan juga disamping itu akibat dari tekanan yang berlebih juga.
Photo-photo diatas ini adalah patahnya /putusnya pipe anchor akibat dari tekanan dari dalam pipa terhadap aliran fluida yang menekan pipa dan dipengaruhi oleh panas/temperature yang meningkat.
Tapi kalau secara logika ke dua photo diatas yang mana putusnya pelat yang berfungsi sebagai anchor dikarenakan pelat yang berfungsi sebagai penahannya terlalu tipis dipasangnya.
Dan mungkin dari perhitungan bisa didapat berapa tebal pelat yang harus dipasang untuk menahan tekanan fluda dari dalam pipa ini.
Maka untuk menghindari kejadian-kejadian seperti ini maka ada baiknya setiap system perpipaan yang akan dipasang di lapangan harus bisa dihitung dahulu dengan menggunakan software pipe stress analysis atau dhitung secara manual dengan melihat dari standard-standard yang ada.
Misalnya : kalau untuk project pemasangan pipa baru di Plant bisa gunakan ASME B31.3 (Process Piping) ,
atau kalau untuk Pipeline bisa gunakan ASME B31.4 (fluida) atau ASME B31.8 (gas).
Dan harus diingat sebelum menghitung, kita harus dapat membedakan yang mana pakai ASME B31.3, yang
mana harus pakai ASME B31.4 /ASME B31.8 agar tidak terjadi salah perhitungan.
Dan software yang biasa dipakai untuk menghitung pipe stress adalah :
1. Coade Caesar II
2. Autopipe
3. CAEPIPE
4. Simplex dll
Tapi biasa di Indonesia kebanyaan pakai Software Caesar II atau Autopipe.
Demikianlah saya sampaikan dan mudah-mudahan bisa membantu anda memahami apa itu stress pipa (flexiblelities dari pipa)
No comments:
Post a Comment