Setelah sampai di kantor, aku pun melaksanakan aktivitas seperti biasa, yaitu mereview pekerjaan yang diberikan kepada saya.
Pukul 6 petang saya balik dari kantor dan rencananya menuju ke rumah, dan seperti biasa aku melewati Pavilion Mall, trus bukit bintang street dan aku punya dua pilihan mau lewat Hang Tuah atau Masjid Jamik. Karena aku malas naik monorail dari bukit bintang. yach setidak-tidaknya berolah raga jalan kaki.
Jadi aku berjalan kaki menuju ke Station LRT Mesjid Jamik dari Bukit Bintang, sepanjang perjalanan aku melihat banyak pengemis yang ada di jalan. Saya nggak ngerti padahal sebenarnya kerja di Kuala Lumpur banyak untuk non skill tapi kenapa masih saja ada pengemis di sini.
Route perjalananku Bukit Bintang - Station Bus Pudu - Petaling Street - Sentral Market dan Masjid Jamik.
Saat aku melewati station Bus Pudu, saya kagum pada station bus itu karena situasinya memang megah dan mirip suasana saat menunggu pesawat di LCCT Sepang.
Setelah itu aku melewati Petaling street yang bisa dikatakan Cina Town nya KL, dan disana banyak dijual berbagai macam souvenir baik pakaian atau hasil kerajinan tangan lainnya. Yach macam-macamlah yang dijual. Tapi aku hanya lewat saja maklum aku mau berhemat untuk menyusul istriku di Canberra. Soalnya kasihan juga anak-anakku yang ada di Indonesia yang banget dekat dengan ibunya.
Setelah itu aku melewati Sentral Market dan rencana berhematku segera buyar saat aku melewati Resotran "Es Teler 77" karena saat aku melewati resto itu pikiran ku dan perutku selalu mengatakan "Nasi Jelimet...nasi jelimet..nasi jelimet" sehingga aku akhirnya mampir ke resto itu. Yach memang menu favoritku di sana yaitu Nasi Jelimet. Sebenarnya masih banyak menu lain yang ditawarkannya tapi pilihanku tetap satu "Nasi Jelimet" dan aku menikmati makanan itu dengan harga RM 10.50 dan sudah termasuk teh suam (hangat).
Setelah menikmati hidangan tersebut aku pun melangkahkan kakiku menuju ke Station Masjid Jami. Dan saat aku mau melewati jalan disebelah sungai dekat masjid Jamik tak nampak olehku Bapak Penabuh Rabana itu yang kusebut Bapak Pelantun Gurindam" apakah karena tak ada orang yang memberikan perhatian atas lagu-lagunya, ataukah sudah pindah kelokasi lain ataukah memang waktu sudah menunjukkan waktu Maghrib tiba.
Kudengar Azan dari Masjid Jamik dan sebenarnya aku berencana sholat Maghrib di rumah saja karena dengan waktu 10 menit aku sudah sampai di kostanku. Tapi aku teringat kalau di Apartmentku sedang ada perbaikan aliran pipa air sehingga tidak ada air. Dan aku pun melangkahkan kakiku masuk ke Areal Masjid Jamik untuk sholat Maghrib berjamaah.
Setelah selesai sholat aku pun menuju ke station Masjid Jamik dan nampak banyak orang yang mengantri LRT, yach mungkin saat itu sudah waktunya orang pulang kerja yaitu sekitar pukul 19.30. Dan akhirnya kudapatkan keretaku untuk membawaku ke Station LRT PWTC.
Dan setelah sampai di kost an ku akhirnya pun aku menyadari bahwa memang betul nggak ada air di dalam kamar mandi. Dan aku pun sempat bingung dan akhirnya aku telpon pihak hotel yang semalam aku tumpangin dan rupanya kamarnya sudah penuh dan yang tersisa hanyalah seharga RM 70. Akhirnya aku tak jadi tinggal di hotel , karena kalau kupikirkan lagi sayang juga uangnya. Lagipun aku mau nabung. Yach bersiap sajalah bila ingin buang air kecil atau besar ke lantai 2 diarea swimming pool . Ya aku sudah siap untuk semua kemungkinan tersebut.
Selang 2 jam aku berada di dalam kamar ku, ada perasaan ingin buang air kecil dan aku pun turun ke lantai 2 untuk ke Toilet buat buang air kecil. Dan setelah itu aku naik lagi ke lantar 24, masuk kamar dan berinternetan ria, Sebenarnya aku menunggu contact dari istriku tapi nampaknya nggak ada kabar dari dia. Aku nggak tahu, apakah dia marah sama aku ataukah dia memang sibuk dengan kuliahnya. Tapi udahlah..kalau dipikirin nambah nggak tenang kerjaku.Yang penting dia di sana sehat-sehat selalu.
Sebenarnya aku tadi berencana mau sekalian ambil wudhu untuk sholat Isya di lantai 2 dekat kolam renang, tapi aku terlupa dan aku pun malas balik lagi ke lantai 2 dari lantai 24. Dan rencanaku aku mau bertayamun karena tidak ada air. Tapi Alhamdulillah, kalau kita punya niat baik pasti ada aja rejeki kita. Dan aku pun masuk ke dalam kamar mandiku dan iseng-iseng ku buka kran airnya dan berharap air akan muncul karena aku mau sholat dan Alhamdulillah , do'aku cepat terkabul dan air pun mengalir dari kran, yach walau tidak terlalu besar tapi setidal-tidaknya aku bisa mengambil wudhu untuk sholat Isya.
Mungkin bisa digambarkan kalau kita punya niat baik di jalan Allah. Insya Allah do'a kita akan di kabulkan oleh Allah secepatnya. Dan sebenarnya aku bingung juga kok air bisa mengalir sedangkan pipa airnya sudah dipotong oleh si plumber. Ataukah pipa air lain yang masih mengalirkan air. Tapi udahlah buat apa kupikirkan itu masih banyak pekerjaan lain yang kupikirkan. Dan aku pun tertidur dan berpikir untuk besok pagi..bagaimana mandi, buang air besar dan Sholat Subuh.
Salam
No comments:
Post a Comment