Monday, January 9, 2017

MENCARI CERITA YANG SEMPURNA DI CANBERRA (Bagian 1)



Banyak kenangan yang selalu mampir dalam hati kita bilamana kita berada di suatu lokasi atau daerah yang dimana kita menerima suatu kenyamanan yang berbeda dibandingkan kita selama berada di Indonesia. Maka banyak orang yang berangkat ke Australia untuk melanjutkan kuliah dan menikmati kehidupan di sana, akan merasa kecewa dan sedih bilamana harus meninggalkan Australia setelah menyelesaikan kuliah.

Begitupun dengan saya dan keluarga yang merasa  mendapatkan kenyamanan yang melimpah selama 4 lebih kami berada di Canberra Australia. Dimana disana kami tidak melihat hiruk pikuk motor berlalu lalang dengan ganasnya tanpa memperdulikan keselamatan mereka sendiri maupun orang lain, melawan arus dan juga melanggar lampu merah. Kota yang penuh kenyamanan yang melimpah dengan udara yang bersih tanpa asap baik asap kenalpot kendaraan maupun asap dari pembakaran hutan yang selama ini menghinggapi Indonesia.

Tapi untuk tinggal di Canberra Australia tidaklah mudah, karena living cost (biaya hidup) disana tidaklah murah walaupun sudah mendapatkan beasiswa baik dari Pemerintah Australia maupun dari Pemerintah Indonesia sendiri. Biaya sewa rumah yang tidak murah dimana untuk 2 kamar di apartment saja kita harus membayar sekitar AUD $ 300 per minggu.
Tapi kami menyewa rumah dengan tiga kamar dikenakan biaya AUD $ 440 per minggu. Dan itu sangat kontras dengan sewa rumah di Indonesia dimana kami tinggal. Kami menyewakan rumah tiga kamar pertahun dengan biaya Rp. 35.000.000,- Tapi itulah makanya kita di Canberra mau tak mau harus mau bekerja apa saja, agar kita bisa mendapatkan kenyamanan dan kenikmatan selama berada di Canberra.

Yang murah mungkin harga mobil dimana harga mobil tahun 2001 (tahun rendah) bisa dibeli dengan harga AUD $ 2,000 dengan pajak mobil untuk tahun tersebut sekitar AUD $ 250 bilamana ingin dibayar per tiga bulan. Dan bilamana mau service dang anti oli lewat bengkel resmi mungkin sekitar AUD $ 300 dengan servis berkala enam bulan.
Mempunyai mobil di Canberra Australia adalah wajib karena sangat diperlukan sekali oleh kita yang ingin bekerja sebagai cleaner terutama cleaner yang bekerja mulai jam 4 pagi

Di buku ini saya akan cerita mengenai pekerjaan sebagai seorang Cleaner atau cleaning service yang mungkin di Indonesia, posisi ini dipandang rendah oleh kalangan tertentu, tapi di Australia terutama di Canberra, pekerjaan cleaner ini banyak diminati oleh student baik itu student Indonesia maupun dari Negara-negara lain yang melanjutkan sekolah di Canberra. Bahkan ada salah satu Negara Asia, masyarakatnya sengaja mengambil kuliah di Canberra hanya sekedar ingin bekerja sebagai Cleaner. Memang cukup aneh kedengarannya tapi itulah kondisi yang terjadi di Canberra Australia.

Sebenarnya tidak semua orang ingin bekerja sebagai seorang cleaner, namun keadaan yang memaksa kita harus menjadi seorang cleaner dan karena itulah pekerjaan yang ada di Canberra saat ini baik untuk student atau spouse student bila ingin bertahan hidup atau ingin memiliki tabungan sebelum balik ke Indonesia.

Begitu juga dengan saya, saat saya datang ke Canberra, besar harapan saya untuk bekerja sebagai seorang professional karena saya memiliki beberapa pengalaman kerja di bidang oil & gas project, power plant project, pulp & paper project selama 15 tahun. Sampai di Canberra, setiap kali ada postingan lowongan kerja, saya pun apply dan Alhamdulillah, ada 2 company yang tertarik untuk menginterview saya. Dan semakin besar harapan saya untuk bekerja sebagai seorang professional di Canberra. Tentunya hal ini pun bisa terjadi dengan anda, pastinya anda punya keinginan yang lebih bila ingin bekerja di Canberra  alias ingin kerja di Departement Store, Kerja kantoran ataupun kerja di Supermarket.

Tapi...apa mau dikata, dua kali kesempatan interview, semuanya berjalan dengan lancar dan semua tidak ada masalah. namun ternyata saya gagal dan setelah saya tahu dimana kegagalan saya, maka saya pun sadar bahwa visa saya adalah visa sebagai pendamping student, yaitu 576 yang bukanlah working visa ataupun permanent resident visa.

Namun saya tetap berusaha untuk melamar pekerjaan sebagai engineer dimana saja, tapi seminggu, dua minggu dan akhirnya tiga minggu, belum juga ada khabar yang berarti dan akhirnya istriku sudah mulai mengeluh karena persediaan keuangan semakin hari semakin menipis karena berhubung kebutuhan untuk biaya makan satu keluarga dengan dua anak, biaya listrik, gas, telpon dan lain-lain.
Tapi saya tetap saja berusaha untuk mencari yang terbaik tapi akhirnya tetap gagal.

Akhirnya mau tak mau aku sadar diri, setelah mendapatkan cerita dari seorang teman bahwa tidak mudah bekerja sebagai professional di Canberra dengan bermodalkan visa 576, akhirnya saya pun menyerah dan melepaskan mimpi saya tersebut dan kemudian melirik untuk bekerja casual atau bekerja serabutan yang penting ada uang yang masuk untuk menghidupi keluargaku di Canberra.
Bulan June 2012, dapat informasi dari istri saya, untuk mencoba bekerja sebagai seorang loper koran di pagi hari di daerah Yarralumla dan akhirnya aku meng-iayakan walaupun dalam pikiran saya, saya nggak tahu dan masih terkejut badan bila harus bekerja secepat itu. Akhirnya aku pun mengundurkan diri, walau telah satu hari traning, karena pada saat bersamaan saya  harus bekerja sebagai casual employee atau kerja kasar untuk sebuah pameran carpet di Gedung Albert Hall Canberra. Itu pekerjaan casual pertama yang saya geluti di Canberra.

Dan ada istilah dari teman seperjuangan di Albert Hall yang telah 4 x ikut bekerja di situ, bahwa belum syah menjadi orang Canberra bilamana belum pernah mengalami kerja di Albert Hall. Mau bener atau tidak, semua tidak bisa memberikan jawaban (sedikit inermezo)
Pekerjaan tersebut sangat keras dan benar-benar pekerjaan kasar yang belum pernah saya alami sebelumnya. Dimana kadang pemberi kerja memerintah pakai kaki dengan kata-kata kasar sehingga kadang kita menahan emosi saja melihat kelakuan mereka tapi apa hendak mau dikata, saya perlu kerja dan mendapatkan uang.

Setelah exhebisi berakhir, akhirnya saya mendapatkan 4 hari kerja dan medapatkan bayaran sekitar AUD$ 235. setidak-tidaknya ada uang untuk bisa bertahan hidup setidak-tidaknya 2 minggu di Canberra. Alhamdulillah

Akhirnya saya mendapatkan pekerjaan tapi bekerja secara part time di salah satu perusahaan cleaning milik orang Indonesia di Canberra. Awal mulai kerja , saya hanya mendapatkan gaji untuk satu jam kerja. Tapi Alhamdulillah, aku ambil juga karena aku butuh pekerjaan. Tapi sebelum bekerja, saya di training, bagaimana memvacumm, mengepel, membersihkan debu dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan dunia cleaning. Walaupun bekerja part time, tapi setiap minggu ada aja pekerjaan buat saya dari mereka, walau kadang 1 jam, 2 jam atau 3 jam tapi tetap saya menikmatinya dan saya berterima kasih kepada mereka karena dibantu untuk mendapatkan pekerjaan walaupun saya tidak punya experiences di dunia per cleaning service.

Selama bekerja part time, saya menyempatkan diri untuk bekerja sebagai Catalog Delivery di daerah Faden Canberra. Dan saya jalani selama 2 minggu dan pekerjaan yang benar-benar capek dan meletihkan karena harus berjalan kaki selama 2 jam, dengan memasukkan brosur-brosur ke dalam mail box. Tapi itulah kadang kala harus menerima gonggongan anjing, rencana dikejar anjing dan juga "No Junk Mail" setiap mau meletakkan brosur ke dalam mail box. Setelah menerima bayaran, ternyata bayaran yang diterima tidak memuaskan dan tidak seperti harapan saya.

Saya keluar dari pekerjaan itu karena berhubung saya mendapatkan pekerjaan sebagai Room Attandent di Hotel Clifton Canberra. Dan pekerjaan itu bukanlah pekerjaan ringan juga karena berhubung harus dikerjakan secara cepat dan bersih dari membersihkan kamar mandi, toilet, kitchen, ruang tamu, ruang makan, merapikan tempat tidur dan lain-lain yang penting kamar bersih. Tapi saya hanya bertahan 3 bulan di sana, berhubung saya akhirnya dikeluarkan karena dianggap lambat dalam bekerja. Padahal dalam pikiran saya dan estimasi saya, saya tidaklah lambat dalam bekerja dan mengikuti semua estimasi waktu yang diberikan oleh Supervisor dengan tepat dan malah kurang. Tapi semua itu saya terima dengan lapang dada alias ikhlas. Walau sebenarnya tidak bisa diterima juga komentar dari supervisor di hotel

Akhirnya saya mengganggur lagi walau masih bekerja secara part time dengan Krakatoa Cleaning, hampir satu setengah bulan saya menggangur dan betul-betul sudah kehabisan uang. Untuk istriku masih menerima gaji dari kantornya sehingga kami bisa menutupi biaya hidup kami selama di Canberra dan bisa dikatakan tahun 2012 merupakan tahun yang berat buat kami untuk hidup di Canberra.

Alhamdulillah, tanggal 19 January 2013, saya mendapatkan pekerjaan kembali dan kali ini sebagai Cleaner di perusahaan yang bernama ISS Facilities Services Australia dengan lokasi kerja di linkungan Kampus Australian National University (ANU) Canberra dan memulai karier sebagai Carpet Cleaner untuk membersihkan gedung 4 lantai dan merupakan asrama mahasiswa. Dan saya sebenarnya tidak siap tapi saya harus siap karena saya ingat anak-anak dan istri saya. Saya kerjakan pekerjaan itu dengan ikhlas dan cepat.

Dan selang dua minggu, saya mendapatkan tawaran dari bos ku untuk bekerja permanent di siang hari dan Alhamdulillah saya jalani dengan baik dan bos pun merasa senang akan hasil pekerjaan saya dan selang 4 bulan kemudian berhubung ada supervisor pagi yang keluar, saya ditawari sebagai supervisor untuk membantu senior supervisor dalam mengawasi semua cleaner di sana. Dan Alhamdulillah, kehidupan kami sekarang sudah semakin membaik dan mudah-mudahan bisa menjadi lebih baik.

Tapi pekerjaan Cleaner bukanlah pekerjaan yang mudah bilamana kita tidak ikhlas dalam menjalaninya, bayangkan saja, saya pernah membersihkan muntahan orang,  membuang kotoran manusia (tai) saat toilet sedang buntu dan banyak pekerjaan cleaning yang benar-benar harus dijalani dengan hati yang ikhlas demi kehidupan keluarga tapi bekerja juga harus bagus, cepat dan bersih.


Bersambung...

2 comments: