“Maaf Mas, kopernya ketinggalan”, terlihat seorang pramusaji
mendatangi diri Sueb saat sueb berjalan sambil memainkan hp nya setelah ia
makan malam di sebuah restoran yang ada di dalam ruang tunggu.
“Oh maaf..terima kasih Mas,” jawab Sueb sambil berjalan menuju
ke Ruang tunggu di F6 dimana lokasi ruang tunggu yang akan membawa Sueb ke
Sydney Australia. Dan setelah Sueb masuk ke ruang tunggu, Sueb langsung menuju
ke ruang sholat yang ada di basement untuk menunaikan sholat Isya nya.. Dan
setelah itu sueb kembali ke ruang tunggu dan dicarinya tempat duduk yang
nyaman.
“Ya udahlah berarti aku harus lupain Anisah”, guman Sueb
dalam hati.
“Ach banyak cewek lain kok..ngapain dipikirkan lagi”, kata
sueb untuk menenangkan dirinya lagi.
“Siapa tahu ntar di Australia bisa dapat cewek bule”, kata
sueb dalam hati sambil tersenyum sendirian
“ Kak Evi… Sueb dah
di bandara sukarno hatta nich” dan sebentar lagi pesawat akan berangkat”
“apakah nanti aka nada yang menjemput sueb, kak?” tanya sueb
ke kak evi.
Kak evi ini adalah kakak sueb yang tengah tugas belajar di
Canberra, Australia tepatnya di Australian National University.
“Nanti yang jemput kamu bang Iwan”
“Nanti Bang Iwan menunggu sueb di depan pintu keluar
bandara” jawab WA dari kak evi.
Bang Iwan ini adalah suami dari kak Evi dimana kak evi
membawa keluarganya untuk bersama-sama menetap di Canberra, Australia selama
Kak evi mengambil program Phd. Bang Iwan ini terpaksa mengalah untuk ikut
istrinya ke Australia walaupun dia harus mengorbankan pekerjaan dia sebagai seorang
piping design engineer di salah satu perusahaan besar di Kuala Lumpur.
“Baik kak, kalau begitu. Nanti sueb tunggu di pintu keluar
bandara” jawab sueb
“nanti hubungi aja Bang Iwan di no. ……….. pakai WA mu karena
di Airport Sydney internetnya gratis
sama seperti di Bandara Sukarno Hatta,” kata kak evi
“Siap kak…Don’t worry lah” jawab sueb
“ Maaf kak evi..pesawat kami segera mau berangkat, kami
diminta naik pesawat udara ..Nanti sueb kontak bang iwan bila sudah tiba di
airport Sydney
Pesawat Garuda mengudara sekitar pukul 11 malam dan langsung
menuju ke Sydney Australia.
“kursinya nyaman juga yach, lumayan bisa untuk tidur nyenyak
juga nich”, guman Sueb..merasakan empuknya pesawat yang dinaikinya
“Ada TV nya lagi , mantap banget”, guman Sueb..
Terlihat sueb ada kesulitan dalam mendengarkan suara dari TV
yang di depan tempat duduknya. Sesekali Sueb kebingungan untuk mendengarkan dan
itu Nampak oleh pramugari pesawat garuda dan akhirnya sueb didekati.
“Ada yang bisa saya bantu, Pak? “tanya pramugari..
Dengan rasa malu, akhirnya sueb bertanya, bagaimana cara
mendengarkan suara dari TV itu, Mbak”, tanya sueb sambil menunjuk ke TV yang
ada di hadapannya.
“ Oh begitu..coba mas cari di bag depan mas, disana ada ear
phone kayat walkman. Nah alat itu coba dicolokkan di situ” kata pramugari
sambil menunjuk ke lubang yang ada di sebelah handle kursi.
Akhirnya sueb mengikuti arahan dari pramugari itu dan dia
menemukan ear phone dan ujung dari ear phone itu dicolokkan ke lubang di handle
kursi dan earphone nya di letakkan di telingannya
“Makasih Mbak…sudah bisa mendengarkan suara nich..”, kata
sueb dengan malu-malu.
“Ada lagi yang bisa saya bantu, Mas?
Sueb menggeleng kepala,” nggak mbak, terima kasih.
“Baiklah bilamana perlu bantuan lagi silahkan tekan tombol
bantuan diatas tempat duduk mas,” kata pramugari sambil menunjukkan beberapa
tombol yang ada di atas tempat duduk sueb.
Akhirnya sambil tersenyum, pramugari itu berlalu dari
tatapan mata sueb.
“Waduh..sudah mau jam 1 malam nich, pantas saja mataku sakit
dan rasa mengantuk timbul terus menerus menandakan aku harus tidur nich” Guman
sueb dalam hati dan selanjutnya sueb tertidur..
Sueb berangkat ke Australia menggunakan visa working holiday
visa dan bermaksud ingin merasakan kerja di Australia dan juga dibantu dengan
adanya kakaknya di Australia. Sehingga memudahkan dia untuk mendapatkan visa
kerja.
Padahal kakak sueb pernah cerita ke sueb kalau kerja yang ada untuk
working holiday visa yaitu kerja-kerja casual
seperti kerja house keeping, cleaning service atau kerja-kerja lainnya.
Namun sueb mempunyai tekad bulat untuk bekerja di Australia
walau seberat apapun pekerjaan itu dikarena sueb sudah mengetahui walau
kerjanya berat tapi gajinya 20 dollar per jam. Lumayan juga untuk tabungan dan
cari pengalaman di Australia. Sueb tidak bekerja dimana selepas berakhir
kontrak kerja di perusahaan engineering konsultan di Kuala Lumpur. Baru dua
minggu sueb putus kontrak karena dibilang project sudah mulai sepi. Dan sueb
menerima keputusan itu.
No comments:
Post a Comment