Setelah tertunda kemaren, mari kita lanjutkan cerita saya mengenai kerja di perkebunan. Di tengah guyuran hujan yang membasahi kota Pekanbaru dan sekitarnya yang mana sudah berlangsung sejak jam 12 malam tadi.dan secangkir kopi dari Lajukela Coffee yang selalu menemani hari hari ku..Pesan lajukela coffee bisa di www.tokopedia.com/liberikariau
cemilan nonton tv-08117603471
Khabarnya sebelum saya masuk dan bergabung di Pabrik karet tersebut khabarnya ada kehilangan produksi sebanyak 50 ton dan saya baru mengetahuinya pada saat saya sudah berada dan bekejra di pabrik karet tersebut. Kalau bicara karet bisa saja susutnya terjadi karena DRC yang tidak stabil. DRC itu semacam derajat kekentalan karet. Dry Rubber Content gitulah. Jadi untuk karet kadang tidak bisa dicheck kebenarannya tapi hanya mampu diatasi dengan kejujuran dari pimpinan yang berada di sana. Jadi saya bekerja di sana untuk membantu assistant yang ada di sana dalam menjamin produksi agar tidak lost dan juga meningkat.
Saya akui sewaktu saya bekerja di sana memang sangat mengawatirkan dimana mesin dryer tetap berjalan walau tidak ada rubber yang dimasak dan akibatnya Mesin hours dari mesin tersebut tinggi tapi tidak ada produksi yang diolah. Makanya dak heran kondisi nya disana harus segera di atasi dengan megikuti dulu alur cerita yang disana..dan seperti saya bliang di certia sebelumnya bahwa manpower menjadi kendala dan juga pengawasannya kurang terhadap pekerja di pabrik dan hanya mengandalkan Mandornya saja.
Pada dasarnya semua karyawan di sana ingin maju dan ingin berkembang serta ingin menambah wawasan di bidang perkaretan tapi kenyataannya karena kurangnya pengawasan dan juga edukasi terhadap pekerja dan hanya mengandalkan mandor maka semuanya jadi tidak sempurna dan sesuai harapan perusahaan.
Saya benahi mereka secara perlahan dan satu demi satu karakter pekerja, saya pelajari dan mencoba bcara dan pelajari gimana cara kerja nya dan kemampuannya dalam bekerja..Karena di pabrik karet itu kebanyakan yang digunakan adalah tenaga bukan pemikiran. Jadi siapa yang mampu dan rajin mengolah karet dan menghitung DRC agar tidak salah, siapa yang sanggup meracik karet mentah agar bisa dimasak dengan baik, juga siapa yang sanggup mengangkat bal karet masak yangberatnya rata rat diatas 25 kg-30 lebih sesuai orderan. dan siapa yang mampu.
bolen pisang-08117603471
Sebenarnya penempatan petugas di pabrik itu selalu berganti setiap minggu, jadi tiap minggu diadakan penukaran posisi dari posisi menghitung DRC, mengolah karet mentah, meracik percampuran karet dengan bahan kimia untuk mengeraskan karet. meramu karet agar bisa dimasak dan matang serta bagian press dan mengitung berat agar pas, tidak kurang dan tidak lebih. Jadi semua sudah berlangsung sebelum saya bergabung. Dan itu ada benarnya juga dimana para karyawan bisa menguasai semua posisi dalam pengolahan karet di pabrik itu. Tapi yang menjadi masalah adalah pekerja jadi kurang tanggung jawab terhadap kerjanya apalagi kurangnya pengawasan dari atasan. Mandor tidak bisa diharapakan karena kadang kala mandor pun bertugas untuk membantu menjadi operator apabila ada salah satu karyawan tidak masuk kerja. Jadi kendala sebenarnya waktu itu adalah pengawasan. Jadi efeknya adalah biaya produksi meningkat tapi hasil produksi menurun sehingga manhour rate nya meningkat dan akhirnya menjadi complain atasan. Maka dari itu saya diminta bergabung di sana.
Tentunya elo semua khan dak percaya dengan tulisan di atas, Tap apakah anda percaya kalau saya bilang saya pernah nabrak sapi sewaktu naik motor dari Pabrik menuju ke Guest House yang ada di Air Dikit , yach sekitar 20-25 menit kalau naik motor, apalagi saat kondisi hujan atau setelah hujan di mana jalan jadi licin. Saya pernah nabrak sapi , ya itu terjadi dimana kondisi setelah hujan , jalan licin .
Saat itu saya sedang naik motor pulang ke guest house dan dengan kecepatan rendah karena khawatrr jalan licin, sedang asyik naik motor , saya lihat gerombolan sapi akan menyeberang dan saya klakson berulang kali dengan bunyi tuit tuit tuit ,dan sampai panjang saat sapi mau menyeberang dan akhirnya mereka menyeberang dan saya mengerem dengan hati hati karena sudah antisipasi bahwa sapi akan menyeberang dan ternyata benar.. saat saya ngerem, ban motor saya tetap berjalan dan akhirnya kena deh nabrak sapi secara perlahan. Dan sapinya tak apa apa tapi saya nya yang jatuh , ada sedikit luka namun tidak mengahawatirkan dan motornya pun tidak ada rusak karena pas nabrak saya jatuhh. Ibarat nabrak tembok lunak lah, tentunya bikin jatuh walaupun tidak kencang kali. untung teman saya , dak ada masalah dengan kejadian itu dikarena kan keretanya tidak rusak.
Saya tidak ada pengalaman sama sekali dalam hal kerja di perkebunan apalagi di Pabrik Karet. yach buta sama sekali, dan apalagi memimpin anggota yang berjumlah 50 orang . Apalagi saya orangnya kurang bergaul sebelum kerja di Kebun. Yach saya harus belajar dan terus belajar. Misalnya belajar pengolahan karet saya harus belajar di kebun karet yang punya pabrik karetnya selama 2 hari. minimal tahu aja dulu. Semua dijalani dengan ikhlas dan diangap nyaman lah. Naik mobil travel dari Pekanbaru menuju Lindai Kampar tanpa AC dan berhimpit adalah pemandangan biasa buat saya , walaupun saya tidak menyukainya tapi tetap saya lakukan. Namanya mencari nafkah untuk keluarga. Intinya semua yang tidak menyenangkan dianggap enak aja.
Untuk perubahan besar besaran di Pabrik Karet tersebut saya lakukan setelah satu assistant setelah asisstant teknik yang ada dimutasi menjadi Askep di kebun Palembang. Dan setelah dia pindah baru saya lakukan perombakan besar besaran tanpa mengganggu atau mengurangi jumlah karyawan yang ada. yang saya rubah adalah systemnya dan cara pengawasannya, ada mandor yang saya pindahkan kembali jadi karyawan karena banyak yang tak respek dan patuh kepadanya. Dan mandornya pun bersedia diganti, daripada dia stress ngadapin permintaan saya dan juga ulah anggotanya. Intinya perubahan yang saya lakukan itu saya anggap menyenangkan banyak pihak. Karyawan di gaji berdasarkan kinerjanya dan bukan tidur, mesin tetap berjalan dengan mechine rate yang sesuai sehingga cost of produksi pabrik karet tersebut menjadi rendah.
Saya pun harus stand by selama 24 jam di pabrik dan suka datang secara tiba tiba dan kadang jam 1malam, 2 malam dan 3 malam , saya datang ke pabrik walaupun sebenarnya saya takut juga melewati tempat tempat yang sepi dan katanya ada hantunya. Alhamdulillah Allah melindungi saya. Harus pandai jadi detektif dan nangkapin orang yang tidur selama kerja dan hanya dikasih verbal warning saja.
Ketika saya mulai menyukai pekerjaan saya sebagai assistant kebun dan akhirnya datang menager di pabrik karet dan petaka itu datang....
No comments:
Post a Comment