Aku nggak pernah menyangka dalam kejadian ini dalam hidupku
bahwa aku akan tinggal berangkat dan menetap di Australia tepatnya selama lebh dari
1 tahun. Dan ini benar-benar mimpi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Kadang aku merasa senang bisa tinggal di negara orang tapi kadang juga merasa
sedih karena jauh dari keluarga dan teman-teman di Indonesia.
Tanggal Jum’at, 25 Mei 2012 lalu aku dan anak-anakku
berangkat ke Australia dengan menggunakan pesawat Garuda Airlines menuju ke
Sydney karena penerbangan international yang lebih dekat ke Canberra adalah ke
Sydney. Dan istriku sudah menunggu kami di Bandara International Sydney Australia.
Alhamdulillah segala pengurusan visa, baik itu test
kesehatan dan process lamanya visa berjalan dengan lancar dan Alhamdulillah
Visa kami siap lebih cepat dari waktu yang diperkirakan sebelumnya. Karena
sebelumnya aku merasa bahwa ada kemungkinan visa kami siapnya di awal Juni
karena menurut informasi khabarnya 3 minggu process berjalan untuk mengurus
pasport.
Makanya aku tak menyangka sama sekali saat aku di Medan, aku diinformasikan
via email bahwa visa kami sudah siap per tanggal 17 Mei 2012. Padahal aku masih
menunggu penyembuhan dari sunatnya anakku yang paling kecil karena kami akan
menetap di Australia selama lebih dari dua tahun bahkan tiga tahun , makanya
anak saya, saya sunat lebih awal karena anakku ke dua belum berumur 9 tahun.
Karena demi berangkatnya kami ke Australia
maka kami sunatkan dulu di medan.
Setelah kami mendapat informasi bahwa visa telah selesai
maka saya balas email tersebut dan menyatakan bahwa saya akan mengambilnya pada
hari senin, karena saya dan anak2 akan berangkat ke Jakarta tanggal 19 mei 2012. Dan
Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar dan sesuai apa yang kurencanakan.
Mungkin juga ini berkat doa kami, anak-anak, orang tua dan tentunya anak-anak
yatim dan anak-anak Unicef.
Hari Jumat malam sekitar jam 7 malam kami berangkat ke Aiport
Soe-Ta Cengkareng dari BSD. Kami diantar oleh kakak saya dan suaminya serta
ibuku. Ya sebenarnya aku nggak terlalu berharap ibuku untuk mengantarku sampai
bandara berhubung kondisi ibuku yang mana kakinya kena rematik sehingga agak
susah berjalan. Tapi mungkin karena anak dan cucunya mau berangkat jauh dan
lama kian makanya aku biarkan ibuku untuk mengantarku ke bandara. Dan juga
mertuaku juga mengantar kami sampai ke bandara tapi jumpanya di bandara.
Sekitar pukul
8.30 wib kami tiba di bandara dan di terminal 2F, penerbangan international.
Aku pun segera check in dan membagasikan ke tiga tas koper dan aku nggak
terlalu khawatir karena di Garuda kami mendapat 30 kg free bagasi per orang dan
kami bertiga maka mendapat 90 kg free bagasi. Dan kulihat ke tiga tas ku beratnya hanya seiktar
75 kg saja. Dan setelah membayar aiport tax sebesar 150 ribu rupiah per orang,
aku pun keluar dari tempat check in dan berkumpul kembali dengan ibu dan
kakakku sera keluargaku dan tak lama kemudian pun rombongan mertuaku datang ke
bandara untuk melepas kepergian kami ke Canberra. Dan kami pun berkumpul dan
bercerita. Tapi aku bingung mau ngomong apa dengan mertuaku. Dan hanya
cerita-cerita biasa yang aku cerita dengan mertuaku. Alhamdulillah, aku
bersyukur punya mertua yang sangat baik dan memahami kondisi aku, mantunya.
Alhamdulillah, mungkin ini pun berkat do’aku di malam nisfu sa’ban saat aku
mencari seorang istri. (baca kujumpa istriku di malam nisfu sa’ban...red)
Dan sekitar pukul
10.00 wib malam, kami pun pamitan dengan ibuku, bapak mertuaku, ibu mertuaku,
kakakku, adikku untuk masuk ke ruang tunggu dan mertuaku berpesan supaya
baik-baik kami disana. Sebenarnya aku sedih dan rasanya ingin menangis
meninggalkan mertuaku dan ibuku untuk pergi ke luar Indonesia dalam waktu yang
cukup lama.Tapi perasaan itu aku tahankan dan kualihkan pikiranku ketempat
lain.
Setelah pamitan
dengan keluargaku, kami pun masuk ke ruang tunggu tapi sebelumnya melewati
process imigrasi terlebih dahulu. Dan setelah itu kami pun sholat isya dan
secara tidak sengaja aku diminta seseorang untuk menjadi imam di sholat isya.
Aku pun iya saja karena aku berharap yang terbaik yang akan Allah berikan
untukku di Canberra.
Akhirnya kami
masuk ke ruang tunggu dan tak berapa lama kami pun dipanggil untuk memasuki
pesawat. Dan berhubung aku membawa anak-anak kecil jadi kami pun disuruh duluan
memasuki pesawat Garuda Indonesia Airlines.
Sebenarnya masih
ada pesawat yang lebih murah dari Garuda karena aku membeli tiket dengan harga
sekitat 12 juta rupiah untuk 3 orang. Sebenarnya yang mahal adalah taxnya
karena kami hanya membeli tiket one way. Tapi berhubung anak-anakku ingin
menikmati film anak-anak dan bermain games di pesawat makanya aku dan istriku
membeli tiket Garuda Indonesia Airlines. Dan memang saat kami sudah dalam
pesawat, anak-anakku sibuk memainkan televisi yang ada di depannya padahal
pesawat belum berangkat atau mengudara. Dan setelah pesawat mengudara,
anak-anakku mulai memainkan games dan menonton film ya termasuk aku juga
menyaksikan film action. Walaupun tak sempat aku tonton karena aku kecapean dan
waktu pun sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat, tapi kulihat kedua anakku
masih asyik memainkan games dan menonton film.
Saat aku
tertidur, tak lama terasa ada cahaya yang masuk dari jendela pesawat dan
kulihat matahari sudah mulai muncul padahal terasa baru sekejap aku tertidur
dan kulihat anak-anakku masih tertidur. Tapi sebenarnya keherananku segera
terjawab karena memang waktu Australian lebih cepat 3 jam dari waktu WIB.
Makanya cepat sekali timbul matahari.
Dan sekitar jam 6
an lewat, kami pun menyantap sarapan yang di sediakan oleh Awak Kabin Garuda
Indonesia. Dan kami menikmatinya dengan lahap. Cuma sayang nggak ada nasinya
karena tersedia hanyalah lontong pake ayam. Tapi tetap saja enak untuk
dinikmati.
Setelah itu ada
pengumuman dari pilot bahwa pesawat akan segera mendarat di Bandara Sydney
International. Dan kami pun segera menyiapkan diri kami dengan mengencangkan
kembali ikat pinggang kami dan merapikan tempat duduk kami dan melipat meja
yang ada di hadapan kami.
Dan terbersit
dalam pikiranku bahwa aku tak pernah menyangka dan tak pernah sekalipun
bermimpi untuk datang ke Australia. Ada rasa haru dan rasa senang bisa datang
ke Australia. Dan bisa berkumpul kembali dengan Istriku Tercinta yang
kurindukan selama ini. Istilahnya Aku mencari Surga Dunia sampai ke Australia.
Dan tak lama
kemudian pesawat pun mendarat di Bandara Sydney International dan taka berapa
lama kami pun turun dari pesawat melalui ”Belalai Gajah” dan masuk ke dalam
ruangan Airport. Rencananya setelah dari Sydney kami akan melanjutkan
perjalanan kami ke Canberra dengan menggunakan Bus. Yang jelas istriku
menjemput kami di Airport Sydney International.
Welcome To
Sydney, My Friend.....
No comments:
Post a Comment