1. MARHABAN
YA RAMADHAN
Marhaban
barasal dari kata rahb yang berarti luas atau lapang. Marhaban menggambarkan
suasana penerimaan tetamu yang disambut dan diterima dengan lapang
dada, dan penuh kegembiraan. Marhaban ya Ramadhan (selamat datang Ramadhan),
mengandungi arti bahwa kita menyambut Ramadhan dengan lapang dada, penuh
kegembiraan, tidak dengan keluhan.
Rasulullah
sendiri senantiasa menyambut gembira setiap datangnya Ramadhan. Dan berita
gembira itu disampaikan pula kepada para sahabatnya seraya bersabda:
"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkatan.
Allah telah memfardlukan atas kamu puasanya. Di dalam bulan Ramadhan
dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu neraka dan dibelenggu
seluruh setan. Padanya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam itu maka sesungguhnya
dia telah dijauhkan dari kebajikan" (Hr. Ahmad)
Marhaban
Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kitamengharapkan
agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan
menuju Allah swt. Perjalanan menuju Allah swt itu dilukiskan oleh para ulama
salaf sebagai perjalanan yang banyak ujian dan tentangan. Ada gunung yang
harus didaki, itulah nafsu. Digunung itu ada lereng yang curam, belukar
yang hebat, bahkan banyak perompak yang mengancam, serta iblis yang merayu,
agar perjalanan tidak dilanjutkan. Bertambah tinggi gunung didaki, bertambah
hebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan.
Tetapi,
bila tekad tetap membaja, sebentar lagi akan tampak cahaya benderang,
dan saat itu akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat
yang indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk
melepaskan
dahaga. Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman
untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya. Untuk sampai pada
tujuan tentu diperlukankan bekal yang cukup. Bekal itu adalah benih-benih
kebajikan yang harus kita tabur didalam jiwa kita. Tekad yang keras dan
membaja untuk memerangi nafsu, agar kita mampu menghidupkan malam
Ramadhan
dengan shalat dan tadarrus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah
melalui pengabdian untuk agama.
2. RAMADHAN
BULAN BERKAH
Ikhwati wa
akhowati fillaah, Salah satu sifat Allah SWT adalah Ia memiliki irodah
(kehendak), sebagaimana firmanNya : "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki
dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.
Maha Suci
Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (denganDia)."
(QS Al Qoshosh [28]:68). Allah memilih sesuatu yang dikehendakiNya.
Allah
memilih tempat yang dikehendakiNya. Allah memilih manusia yang dikehendakiNya,
pilihanNya sendiri ada yang menjadi Rasul, pemimpin negara, cendekia,
dsb. Allah memilih gua Hiro' yang dikehendakiNya sebagai tempat pertemuan
Rasul dan Malaikat Jibril. Allah memilih Mekkah yang dikehendakiNya
sebagai kiblat kaum Muslimin dan memilih pula kota Madinah sebagai
basis pertahanan Rasulullah dalam menyebarkan risalah Ilahi.
Begitu pula
halnya dengan bulan-bulan dalam setahun, Allah telah memilih Ramadhan
sebagai bulan yang istimewa, yang namanya disebutkan dalam Al Qur-an.
Firman Allah : "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir
(di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." QS Al Baqoroh [2]:185.
Jika Allah berkehendak, tentu ada suatu maksud tertentu dibalik kehendakNya
itu. Allah mengutus Rasulullah dengan satu maksud, untuk menyampaikan
risalah-Nya.
Begitu
halnya dengan bulan Ramadhan, sebab Allah tidak akan mengatakan Ramadhan
sebagai bulan istimewa jika tidak ada sesuatu dibalik itu. Baginda Rasulullah
SAW, ketika berada di penghujung bulan Sya'ban, selalu mengatakan kepada
sahabatnya : "Telah datang padamu bulan Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka
sambutlah kedatangannya. Telah datang bulan shiyam membawa segala
keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu." (HR. Ath Thabrani)
Dalam sabdanya yang lain : "Sesungguhnya telah datang padamu
bulan Ramadhan,
bulan yang diberkahi, Allah memerintahkan berpuasa di dalamnya.
Pada bulan
itu, dibukakan segala pintu Surga, dikunci segala pintu neraka dan
dibelenggu syetan-syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000
bulan. Barangsiapa yang tidak diberikan kebajikan malam itu, berarti
telah diharamkan baginya segala rupa kebajikan." (HR. An Nasai dan Al Baihaqi)
Jika kita
menengok ke belakang, melihat sirah Rasulullah SAW kita akan melihat
betapa banyaknya kejadian penting terjadi pada bulan Ramadhan, di antaranya :
1. Bulan
diturunkannya Al Qur-an. Firman Allah : "(Beberapa hari yang ditentukan
itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang
bathil)." (QS Al Baqarah [2]:185) Dalam tafsir Mafatihul Ghaib, berkenaan
dengan ayat diatas, Ar Razi berkata : "Allah telah mengistimewakan bulan
Ramadhan dengan jalan menurunkan Al Qur-an. Karenanya, Allah SWT mengkhususkannya
dengan satu ibadah yang sangat besar nilainya, yakni puasa (shaum).
Shaum adalah satu senjata yang mengungkapkan tabir-tabir yang menghalangi
kita manusia memandang nur Ilahi yang Maha Quddus. Al Qur-an adalah
suatu kitab yang tiada bandingannya, pemisah yang haq dan bathil, berlaku
sepanjang masa, dan menjadi pengikat seluruh ummat Islam di seluruh dunia.
2. Bulan
diturunkannya kitab-kitab suci lainnya. Di bulan ini pula, Allah menurunkan
kitab-kitabNya yang lain kepada para Rasul, sebagaimana diriwayatkan
dalam hadits: "Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan
Ramadhan, Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan dan Injil diturunkan pada 13 Ramadhan
sedangkan Al Qur-an diturunkan pada 24 Ramadhan." (HR. Ahmad) Itulah
keberkahan bulan Ramadhan, bulan turunnya ayat-ayat Qouliyyah, minhajul
hayah bagi keberadaan manusia di muka bumi, penunjuk jalan bagi orang-orang
yang mau mensucikan dirinya.
3. Bulan
pilihan Allah bagi terjadinya perang Badr. Perang pertama yang dilakukan
kaum Muslimin, dimana perang ini menjadi penentu kelangsungan perjuangan
da'wah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya.
Perang Badr dinamakan Allah dengan sebutan "yaumul furqon" (hari pembeda
antara yang haq dan bathil), sebagaimana firmanNya : "Ketahuilah, sesungguhnya
apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada
apa yang
kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." QS Al Anfal
[8]:41. Muhammad Qutb mengatakan dalam tafsirnya bahwa perang ini dari
awal hingga akhirnya adalah rencana Allah SWT yang dilaksanakan dengan pimpinan
dan bantuanNya. Dimana dalam jalannya pertempuran, Allah SWT memenangkan
kaum Muslimin yang mempunyai personil dan persenjataan minim, ditambah
kondisi fisik kaum Muslimin yang secara lahiriah lebih lemah karena sedang
berpuasa, setelah menerima perintah yang baru beberapa saat diterimanya.
Namun itu bukanlah hambatan untuk menang, karena kekuatan utama kaum
Muslimin adalah kekuatan ruhiyyah mereka dengan keyakinan akan kebenaran
janji Allah SWT. Peperangan ini membuahkan babakan baru dalam
sistem gerakan
Islam. Perang ini memperbaharui kondisi ummat Islam, setelah dengan
sabar dan tabah menempuh tahapan-tahapan perjuangan da'wah. Lahir tatanan
baru dalam kehidupan manusia, bagi penerapan hak-hak asasi serta sistem dan
struktur baru bagi masyarakat dan negara.
4. Bulan
yang dipilih bagi terbukanya kota Mekkah. Peristiwa "fathul makkah" terjadi
pada pertengahan bulan Ramadhan, sekitar 10000 kaum Muslim mendatangi
Makkah dari segala penjuru. Pada saat itulah terjadi fenomena kemenangan
yang tidak ada bandingannya dalam sejarah manapun, dimana semua musuh,
hingga para pemimpinnya menerima dan mengikuti agama lawan. Ini tidak terjadi
melainkan dalam sejarah Islam. Kemenangan ini hakikatnya adalah kemenangan
akidah, kalimat tauhid dan bukan kemenangan individual atau
balas dendam.
5. Bulan
yang dipilih Allah untuk Lailatul Qadar. Dijelaskan dalam firman Allah SWT :
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat
Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS Al Qadr [97]:1-5)
6. Bulan
yang dipilih untuk pelaksanaan puasa dan pemindahan qiblat. Firman Allah :
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. "
QS Al
Baqarah [2] : 183. Bersamaan dengan turunnya ayat perintah berpuasa di bulan
Ramadhan, pemindahan qiblat ummat Islam dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram
inipun menjadi pembeda antara yang haq dan bathil, dimana pada saat sebelumnya
orang Yahudi merasa lebih benar karena puasa mereka dan kiblat mereka
diikuti kaum Muslimin. Namun dengan perintah itu, maka berbedalah
kaum
Muslimin dengan ahlul kitab. Berbeda pula kiblat Muslimin dengan mereka,
serta puasa Muslimin dengan mereka. Kecongkakan merekapun berakhir dengan
barokah bulan ini.
3.
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA
1.
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. pernah
bersabda : Ketika datang bulan Ramadhan: Sungguh telah datang kepadamu
bulan yang penuh berkat, diwajibkan atas kamu untuk shaum, dalam bulan ini
pintu Jannah dibuka, pintu Neraka ditutup, Setan- Setan dibelenggu.
Dalam bulan ini ada suatu malam yang nilanya sama dengan seribu bulan, maka
barangsiapa diharamkan kebaikannya ( tidak beramal baik didalamnya),
sungguh telah diharamkan ( tidak mendapat kebaikan di bulan lain
seperti di bulan ini)." ( HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqy. Hadits Shahih Ligwahairihi).
2.
"Diriwayatkan dari Urfujah, ia berkata : Aku berada di tempat 'Uqbah bin Furqad,
maka masuklah ke tempat kami seorang dari Sahabat Nabi saw. ketika Utbah melihatnya
ia merasa takut padanya, maka ia diam. ia berkata: maka ia
menerangkan
tentang shaum Ramadhan ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah
saw bersabda tentang bulan Ramadhan: Di bulan Ramadhan ditutup seluruh
pintu Neraka, dibuka seluruh pintu Jannah, dan dalam bulan ini
Setan dibelenggu.
Selanjutnya ia berkata : Dan dalam bulan ini ada malaikat yang selalu
menyeru : Wahai orang yang selalu mencari/ beramal kebaikan bergembiralah
anda, dan wahai orang-orang yang mencari/berbuat kejelekan berhentilah
(dari perbuatan jahat) . Seruan ini terus didengungkan sampai akhir bulan
Ramadhan." (Riwayat Ahmad dan Nasai )
3.
"Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Shalat
Lima waktu, Shalat Jum'at sampai Shalat Jum'at berikutnya, Shaum Ramadhan
sampai Shaum Ramadhan berikutnya, adalah menutup dosa-dosa (kecil) yang
diperbuat diantara keduanya, bila dosa-dosa besar dijauhi."(H.R.Muslim)
4.
"Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda:
Shaum dan Qur'an itu memintakan syafa?at seseorang hamba di hari
Kiamat
nanti. Shaum berkata : Wahai Rabbku,aku telah mencegah dia memakan makanan dan
menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku hak untuk memintakan
syafa'at baginya. Dan berkata pula AL-Qur'an : Wahai Rabbku aku telah
mencegah dia tidur di malam hari ( karena membacaku ), maka berilah aku hak
untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memmintakan
syafaat." ( H.R. Ahmad, Hadits Hasan).
5.
"Diriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad : Sesungguhnya Nabi saw telah bersabda
: bahwa
sesungguhnya bagi Jannah itu ada sebuah pintu yang disebut "Rayyaan".
Pada hari kiamat dikatakan : Dimana orang yang shaum? ( untuk masuk
Jannah melalui pintu itu), jika yang terakhir diantara mereka sudah memasuki
pintu itu, maka ditutuplah pintu itu." (HR. Bukhary Muslim).
6.
Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa shaum Ramadhan karena beriman dan ikhlas,
maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang sekarang (HR.Bukhary
Muslim).
KESIMPULAN
:
Kesemua
Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, tentang keutamaan bulan
Ramadhan dan keutamaan beramal didalamnya, diantaranya:
1. Bulan
Ramadhan adalah:
a. Bulan
yang penuh Barakah.
b. Pada
bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
c. Pada
bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
d. Dalam
bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik
daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
e. Pada
bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang
berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri.
(dalil 1 & 2).
2.
Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :
a. Amal itu
dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat
sampai dengan Ramadhan berikutnya.
b.
Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syfaa't.
c. Khusus
bagi yang shaum disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk
memasuki Jannah. ( dalil 3, 4, 5 dan 6).
4. PANDUAN
AMALAN DI BULAN RAMADHAN
Ramadhan
bagi umat Islam bukan sekedar salah satu nama bulan qomariyah, tapi dia
mempunyai makna tersendiri. Ramadhan bagi seorang muslim adalah rihlah
dari
kehidupan materialistis kepada kehidupan ruhiyah, dari kehidupan yang penuh
berbagai masalah keduniaan menuju kehidupan yang penuh tazkiyatus nafs dan
riyadhotur ruhiyah. Kehidupan yang penuh dengan amal taqorrub kepada Allah,
mulai dari tilawah Al-Qur'an, menahan syahwat dengan shiyam, sujud dalam
qiyamul lail, ber'itikaf di masjid, dan lain-lain. Semua ini dalam rangka
merealisasikan inti ajaran dan hikmah puasa Ramadhan yaitu : Agar kalian
menjadi orang yang bertaqwa. (Al-Baqoroh: 183 dan akhir Al-Hijr)
Ramadhan
juga merupakan bulan latihan bagi peningkatan kualitas pribadi seorang
mulism. Hal itu terlihat pada esensi puasa yakni agar manusia selalu dapat
meningkatkan nilainya dihadapan Allah SWT dengan bertaqwa, disamping melaksanakan
amaliyah-amaliyah positif yang ada pada bulan Ramadhan.
Diantara
amaliyah-amaliyah Ramadhan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW baik
itu amaliyah ibadah maupun amaliyah ijtijma'iyah adalah sebagai berikut:
Shiyam
(puasa)
Amaliyah
terpenting selama bulan Ramadhan tentu saja adalah shiyam (puasa), sebagaimana
termaktub dalam firman Allah pada surat al Baqoroh : 183-187.
Dan
diantara amaliyah shiyam Ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah ialah :
a.
Berwawasan yang benar tentang puasa dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya.
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya
dan memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka hal itu akan
menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya" (HR. Ibnu Hibban
dan Al Baihaqi).
b. Tidak
meninggalkan shiyam, walaupun sehari, dengan sengaja tanpa alasan yang
dibenarkan oleh syari'at Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa :
"Barangsiapa
tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshoh
atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan
seandainya ia berpuasa selama hidup" (HR At Turmudzi).
c. Menjauhi
hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menggugurkan nilai shiyam.
Rasulullah SAW pernah bersabda : " Bukanlah (hakikat) shiyam itu sekedar
meninggalkn makan dan minum, melainkan meninggalkan pekerti sia-sia (tak
bernilai) dan kata-kata bohong" (HR Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
Rasulullah
juga pernah bersabda bahwa : " Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga
meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktekkannya, maka tidak ada
nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekedar meninggalkan
makan dan minum " (Hr Bukhori dan Muslim).
d.
Bersungguh - sungguh melakukan shiyam dengan menepati aturan-aturannya.
Rasulullah
SAW bersabda : " Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh Iman dan
kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah
dilakukan
" (HR. Bukhori, Muslim dan Abu Daud).
e.
Bersahur, makanan yang berkah (al ghoda' al mubarok ). Dalam hal ini
Rasulullah
pernah bersabda bahwa : " Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan
anda tinggalkan, sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan
para
Malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur" (HR. Ahmad). Dan
disunnahkan mengakhirkan waktu makan sahur .
f. Ifthor,
berbuka puasa. Rasululah pernah menyampaikan bahwa salah satu indikasi
kebaikan umat manakala mereka mengikuti sunnah dengan mendahulukan ifthor
(berbuka puasa) dan mengakhirkan sahur. Dalam hal berbuka puasa Rasulullah
SAW juga pernah bersabda bahwa : " Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang
paling dicintai olehNya, ialah mereka yang bersegera berbuka puasa.
" (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Bahkan beliau mendahulukan ifthor walaupun
hanya dengan ruthob (kurma mengkal), atau tamr (kurma) atau air saja "
(HR. Abu Daud dan Ahmad).
g. Berdo'a.
Sesudah hari itu menyelesaikan ibadah puasa dengan berifthor, Rasulullah
SAW seperti prilaku yang beliau lakukan sesudah menyelesaikan suatu
ibadah, dan sebagai wujud syukur kepada Allah, beliau membaca do'a
sebagai
berikut ; Rasulullah bahkan mensyari'atkan agar orang-orang yang berpuasa
banyak memanjatkan do'a, sebab do'a mereka akan dikabulkan oleh Allah.
Dalam hal ini beliau pernah bersabda bahwa : " Ada tiga kelompok
manusia
yang do'anya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah do'a orang-rang
yang berpuasa sehingga mereka berbuka" (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Tilawah
(membaca) al Qur'an Ramadhan
adalah bulan diturunkannya al Qur'an. (QS. Al Baqoroh: 185). Pada
bulan ini
Malaikat Jibril pernah turun dan menderas al Qur'an dengan Rasulullah
SAW (HR. Bukhori). Maka tidak aneh kalau Rasulullah SAW (yang selalu
menderas al Qur'an disepanjang tahun itu) lebih sering menderasnya
pada bulan
Ramadhan.
Imam az
Zuhri pernah berkata : " Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita
(selain shiyam) ialah membaca al Qur'an". Hal ini tentu saja dilakukan
dengan
tetap memperhatikan tajwid (kaedah membaca al Qur'an) dan esensi dasar
diturunkannya al Qur'an untuk ditadabburi, dipahami dan diamalkan (QS. Shod: 29).
Ith'am ath
tho'am (memberikan makanan dan shodaqoh lainnya) Salah satu
amaliyah Ramadhan Rasulullah ialah memberikan ifthor (santapan berbuka
puasa) kepada orang-orang yang berpuasa. Seperti beliau sabdakan :
"Barangsiapa
yang memberi ifthor kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat
pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa tersebut " (HR. Turmudzi dan an Nasa'i).
Hal memberi
makan dan sedekah selama bulan Ramadhan ini bukan hanya untuk keperluan
iftor melainkan juga untuk segala kebajikan, Rasulullah yang dikenal
dermawan dan penuh peduli terhadap nasib umat, pada bulan Ramadhan
kedermawanan
dan keperduliannya tampil lebih menonjol, kesigapan beliau dalam hal
ini bahkan dimisalkan sebagai " lebih cepat dari angin " (HR Bukhori ).
Memperhatikan
kesehatan. Shaum
memang termasuk kategori ibadah mahdhoh (murni), sekalipun demikian
agar nilai
maksimal ibadah puasa dapat diraih, Rasulullah justru mencontohkan
kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini
terlihat dari beberapa peristiwa dibawah ini:
a. Menyikat
gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).
b. Berobat
seperti dengan berbekam (al hijamah) seperti yang diriwayatkan oleh
Bukhori dan Muslim.
c.
Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW kepada
sahabat Abdullah ibnu Mas'ud RA, agar memulai puasa dengan penampilan
baik dan tidak
dengan wajah yang cemberut. ( HR. AL Haitsami)
Memperhatikan
harmoni keluarga Sekalipun
puasa adalah ibadah yang khusus diperuntukkan kepada Allah, yang
memang juga
mempunyai nilai khusus dihadapan Allah, tetapi agar hal tersebut diatas
dapat terealisir dengan lebih baik, maka Rasulullah justru mensyari'atkan
agar selama berpuasa umat tidak mengabaikan harmoni dan hak-hak
keluarga. Seperti yang diriwayatkan oleh istri-istri beliau, Aisyah dan Ummu
Salamah RA, Rasulullah tokoh yang paling baik untuk keluarga itu, selama
bulan Ramadhan tetap selalu memenuhi hak-hak keluarga beliau. Bahkan
ketika
Rasulullah berada dalam puncak praktek ibadah shaum yakni i'tikaf, harmoni itu
tetap terjaga.
Memperhatikan
aktivitas da'wah dan sosial Kontradiksi
dengan kesan dan perilaku umum tentang berpuasa, Rasulullah SAW justru
menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif.
Selain yang telah tergambar seperti tersebut dimuka, beliau juga aktif
melakukan da'wah, kegiatan sosial, perjalanan jauh dan jihad. Dalam sembilan
kali Ramadhan yang pernah beliau alami, beliau misalnya melakukan perjalanan
ke Badr (tahun 2 H), Mekah ( tahun 8 H), dan ke Tabuk (tahun 9
H),
mengirimkan 6 sariyah (pasukan jihad yang tidak secara langsung beliau ikuti/pimpin),
melaksanakan perkawinan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA,
beliau
berkeluarga dengan Hafshoh dan Zainab RA, meruntuhkan berhala-berhala Arab
seperti Lata, Manat dan Suwa', meruntuhkan masjid adh Dhiror, dll.
Qiyam
Ramadhan (sholat tarawih) Diantara
kegiatan ibadah Rasulullah selama bulan Ramadhan ialah ibadah
qiyam al lail,
yang belakangan lebih populer disebut sebagai sholat tarowih. Hal demikian
ini beliau lakukan bersama dengan para sahabat beliau. Sekalipun karena
kekhawatiran bila akhirnya sholat tarawih (berjama'ah) itu menjadi diwajibkan
oleh Allah, Rasulullah kemudian meninggalkannya. (HR. Bukhori Muslim).
Dalam
situasi itu riwayat yang shohih menyebutkan bahwa Rasulullah shalat tarowih
dalam 11 reka'at dengan bacaan-bacaan yang panjang (HR. Bukhori Muslim).
Tetapi ketika kekhawatiran tentang pewajiban sholat tarowih itu tidak ada
lagi, kita dapatkan riwayat-riwayat lain, juga dari Umar ibn al Khothob RA,
yang menyebutkan jumlah reka'at shalat tarowih adalah 21 atau 23 reka'at.
(HR. Abdur Razaq dan al Baihaqi). Mensikapi perbedaan reka'at ini
bagus juga
bila kita cermati pendapat dan kajian dari Ibnu hajar al Asqolani asy
Syafi'i, seorang tokoh yang juga dijuluki sebagai amirul mu'minin fi hadits,
beliau menyampaikan bahwa : Beberapa informasi tentang jumlah
reka'at
tarowih itu menyiratkan ragam sholat sesuai dengan keadaan dan kemampuan
masing-masing, kadang ia mampu melaksanakan shalat dalam 11 reka'at,
kadang 21 dan terkadang 23 reka'at pula. Hal demikian itu kembali
juga
semangat dan antusiasme masing-masing. Dahulu mereka yang sholat dengan 11 reka'at
itu dilakukan dengan bacaan yang panjang sehingga mereka bertelekan
diatas tongkat penyangga, sementara mereka yang sholat dengan 21 atau 23
reka'at mereka membaca bacaan-bacaan yang pendek (dengan tetap memperhatikan
thoma'ninah sholat) sehingga tidak menyulitkan.
I'tikaf.
Diantara
amaliyah sunnah yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAw dalam bulan
Ramadhan ialah i'tikaf, yakni berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah
kepada Allah. Seperti dilaporkan oleh Abu Sa'id al Khudlri RA, hal
demikiam
ini pernah beliau lakukan pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan dan
terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Ibadah yang demikian penting ini
sering dianggap berat sehingga ditinggalkan oleh orang-orang Islam, maka
tidak aneh kalau Imam az Zuhri berkomentar ; Aneh benar keadaan orang
Islam, mereka meninggalkan ibadah i'tikaf, padahal Rasulullah SAW tak
pernah
meninggalkannya semenjak beliau datang ke madinah sehingga wafatnya disana.
Lailat al
Qodr
Selama
bulan Ramadhan ini terdapat satu malam yang sangat berkah, yang populer
disebut sebagai lailat al Qodr, malam yang lebih berharga dari seribu
bulan (QS. Al Qodr : 1-5). Rasululah tidak pernah melewatkan kesempatan
untuk meraih lailat al qodr terutama pada malam-malam ganjil pada 10 hari
terakhir bulan puasa (HR. Bukhori Muslim ). Dalam hal ini Rasulullah menyampaikan
bahwa : "Barangsiapa yang sholat pada malam lailatul qodr berdasarkan
iman dan ihtisab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
" (Hr. Bukhori Muslim). Dalam keadaan ini Rasulullah mengajarkan
do'a
sebagai berikut :
Umroh
Umroh atau
haji kecil itu bagus juga apabila dilaksanakan pada bulan Ramadhan,
sebab nilainya bisa berlipat-lipat, sebagaimana pernah disabdakan oleh
Rasulullah kepada seorang wanita dari anshor bernama Ummu Sinan: "
Agar apabila
datang bulan Ramadhan ia melakukan umroh, karena nilainya setara dengan haji
bersama Rasulullah SAW. (Hr. Bukhori Muslim)
Zakat
Fitrah Pada
hari-hari terakhir bulan Ramadhan amaliyah yang disunnahkan oleh Rasulullah
SAW ialah membayarkan zakat fithr, suatu kewajiban yang harus dipenuhi
oleh umat Islam baik laik-laki maupun perempuan, baik dewasa maupun anak-anak
(HR. Bukhori Muslim). Zakat fithr ini juga berfungsi sebagai pelengkap
penyucian untuk pelaku puasa dan untuk membantu kaum fakir miskin.
(HR. Abu
Daud dan Ibnu Majah)
Ramadhan
bulan taubat menuju fithroh Selama
sebulan penuh, secara berduyun-duyun umat kembali kepada Allah yang Maha
Pemurah juga Maha Pengampun. Dia Dzat yang menyampaikan bahwa pada setiap
malam bulan Ramadhan Allah membebaskan banyak hambaNya dari api nereka (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah). Karenanya inilah satu kesempatan emasagar umat
dapat kembali, bertaubat agar ketika mereka selesai melaksanakan ibadah
puasa mereka benar-benar kembali kepada fithrohnya. Khotimah
Demikianlah
sebagian amaliyah Ramadhan yang mudah dan bisa dilakukan oleh setiap
muslim. Dan dengan demikian Ramadhan juga menyiratkan salah satu prinsip
dasar Islam tentang moderasi dan integralitas ajarannya. Ramadhan memang
bulan penuh kebaikan, sehingga Rasulullah pernah bersabda ; "Apabila orang-orang
mengetahui nilai lebih Ramadhan, mereka akan berharap agar semua bulan
dijadikan sebagai bulan Ramadhan". (HR. Ibnu Huzaimah). Semoga Allah menerima
amaliyah shiyam dan qiyam kita sekalian, amin.
No comments:
Post a Comment