Namun dibawah ini berita ketika saya mengisi secara solo (Menyanyi sendiri) pada acara "Pasar Senggol Canberra" dimana saya membawakan lagu Dewa 19 "Separuh Nafas" dan "Home" nya Michael Buble.
Dan berhubung saya sering membawakan lagu-lagu Dewa 19 di 3 kali penampilan solo saya di 3 acara yang berbeda maka ada beberapa teman di Canberra menilai saya "Once nya Canberra" atau "Ari Lasso nya Canberra.
Tapi terserah teman-teman menilai..saya cerita apa adanya..Dan juga bila anda membaca beberapa link yang saya share di bawah ini..ada berita yang mengatakan suara saya mirip Once.percaya atau tidak percaya..saya tidak bisa membuktikannya lewat suara tapi hanya lewat berita di Koran.
Dibawah ini adalah beberapa photo dimana saya mengisi acara bersama "Orkes Ukulele Indonesia" Canberra dan 2 photo di bawah ini mewakili penampilan Orkes Ukulele Indonesia Canberra saat mengisi acara yang di adakan Oleh Orang Australia yang sifatnya National dimana photo di atas saat mengisi acara Ulang Tahun Kota Canberra dan satu photo lagi saat mengikuti Festival Music Ukulele "CUFF" di Canberra dan Orkes Ukulele Indonesia adalah satu-satunya wakil dari luar Australia (walau semuanya tinggal di Canberra...red) dan membawa nama Indonesia. dan juga mendapatkan standing applouse dari penonton yang hadir pada waktu itu.
Photo Sewaktu mengisi Acara "Canberra 100 years" bersama Orkes Ukulele Indonesia |
Photo sewaktu mengisi Acara "CUFF" di Tuggeranong Canberra. |
Berikut Cerita masuk korannya.(Bila anda sering membaca blog ini, pernah saya tulis cerita mengenai apa yang saya bawa ke Canberra yaitu Ilmu Piping Design dan Menyanyi..Dan menyanyi/bermusic ria inilah bisa saya salurkan di Canberra..Kalau Ilmu Piping Design sementara masih belum bisa, kecuali training piping online.
Okelah berikut berita yang saya kutip dari salah satu koran online.
Ratusan pengusaha kecil menengah asal Indonesia menggelar acara festival kuliner yang dikemas dalam bentuk "Pasar Senggol" di Canberra, Australia, pagi ini. Ribuan warga dan turis mancanegara tumpah ruah ingin tahu dan mencicipi aneka kuliner khas nusantara, mulai dari bakso Isaura yang terkenal di Aceh, bubur ayam yang diprakarsai mahasiswi-entrepreneur, sampai pada aneka kopi produk Indonesia.
Acara sosial-budaya yang digelar untuk pertama kalinya itu digagas dan digerakkan oleh Diaspora Indonesia di Canberra dan sekitarnya, kata Direktur, Projecting Indonesia, Yasmi Adriansyah.
Acara yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia ternyata juga dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari cendikiawan terkemuka ANU sampai musisi Ekuador yang berdomisili di Australia serta warga negara Australia menikmati aneka kekayaan Indonesia, dari kuliner sampai pakaian nusantara.
"Daya tarik kekayaan budaya Indonesia sangat luar biasa sekiranya mau diolah. Terbukti dengan diadakannya acara ini, kehadiran pengunjung di luar perkiraan dan betapa positifnya masukan yang kita terima," ujar Panuntun Inoeg Nugraha, entrepreneur muda yang juga seniman multitalenta yang menggagas Pasar Senggol.
Dikatakannya edaran brosur Pasar Senggol dikhususkan untuk komunitas Indonesia. Namun di edaran tentang penyelenggaraan Pasar Senggol itu pun sampai di kantor pemerintahan Australia.
"Bisa dibayangkan betapa besar potensi acara-acara seperti ini hanya tinggal menunggu keseriusan mewujudkannya di masa mendatang," ujarnya.
Acara Pasar Senggol sangat mengesankan, hanya dalam satu jam makanan habis terjual. Antusiasme pengunjung sangat tinggi, ujar Cut Dewi, pemilik Bakso Isaura khas Aceh , mahasiswi PhD di ANU.
Selain kuliner, Pasar Senggol juga menampilkan para entrepreneur di bidang pakaian tradisional, kerajinan, busana muslim, dan spa.
Partisipasi aktif juga dilakukan berbagai komunitas yang ada di Canberra, seperti penggerak pertukaran bahasa (AILSA), persahabatan (AIFA), dan bahkan Perhimpunan Pelajar Indonesia - Australia (PPIA) di Canberra (ACT).
Di Pasar Senggol dijumpai Butik Etnik Cantik yang dikenal tidak hanya dikalangan masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat internasional, ujar Novi Kardini dan Vindy Anandita, penggerak Butik Etnik Cantik yang memasarkan aneka pakaian dan batik khas nusantara.
Selama penyelenggaraan Pasar Senggol juga dimeriahkan dengan tampilnya Orkestra Ukulele, penyanyi-musisi lokal Indonesia di Canberra, dan pemain biola cilik yang berbakat, Kiran Mansur.
Lagu-lagu populer di tanah air, seperti dari penyanyi Reza atau band Dewa, dinyanyikan para penyanyi lokal tersebut.
"Amazing. Acara yang sangat menarik dan di luar dugaan, tidak menyangka bisa sampai seramai itu," ujar Iwan Agung Dwi Saputra, penyanyi lokal.
Diharapkan ini menjadi acara tahunan atau bahkan setiap tiga bulanan. Saya siap mengisi kembali, sungguh luar biasa, potensi Indonesia memang tak terhingga, ujar Iwan. (bn)
http://www.ciputranews.com/internasional/ratusan-wirausaha-kuliner-indonesia-gelar-pasar-senggol-di-australia
http://www.antarasumbar.com/berita/internasional/d/21/285378/pasar-senggol-ala-indonesia-di-cambera.html
http://antarajendeladunia.blogspot.com.au/2013/04/cambera.html
http://projectingindonesia.com/country/international-community-flooded-indonesias-pasar-senggol/
Sebenarnya 4 link artikel yang saya share di atas adalah sebagian dari koran online yang saya share tapi saya nggak tahu apakah ada juga koran cetak berhubung saya di Canberra.
Jadi berita di atas adalah cerita saya ketika saya menyalurkan hobby saya menyanyi dan saya selama hampir satu tahun saya di Canberra menjalani hidup sebagai Cleaner.
Canberra, 5 May 2013
No comments:
Post a Comment