Tuesday, February 16, 2010

AYAHKU PEMBANTUKU

Hari itu cuaca cerah sekali tapi sayang kecerahaan cuaca di pagi hari dinodai dengan asap tebal akibat pembakaran hutan. Memang sekarang musim kemarau sehingga banyak orang yang membakar lahan demi keuntungan pribadi. Dengan dalih hanya membakar 1 hektar, mereka membakar lahan yang mereka miliki untuk membuka lahan sawit dan lain-lain. Memang ada berit adi koran bahwasanya Pemerintah Riau mengijinkan masyarakatnya untuk menbakar lahan tapi hanya 1 hektar. Tapi kalau dipikir-pikir kalau 40 orang yang bakar berarti 40 hektar lahan yang berbakar. Kalau hari ini 40 orang membakar 1 hektar dan besok 1 hektar dan besoknya lagi 1 hektar. Semakin lama semakin banyak kabut asap. Tetap saja nggak ada solusinya. Apalagi orang sekarang sudah pada pintar dan ngerti hukum. Jadi Pemerintah Riau tidak bisa berbuat apapun untuk mengatasi hal ini. Pengennya sich Pemerintah Riau mengeluarkan peraturan bahwasanya dilarang untuk membakar lahan walaupun hanya 1 hektar.

terdengar suara radio Aditya FM menyiarkan berita,”Bandar Udara Sultan Mahmud ditutup karena ditutup oleh asap. Jarak pandang hanya 200 meter dan itu sangat membahayakan penerbangan.”

Ehm...... bisa kubayangkan kekecewaan para penumpang pesawat mandala yang tidak bisa berangkat pagi harinya dikarenakan kabut asap. Dan tentunya banyak kerugian yang diderita oleh para penumpang.

“Ayo Faiz...siap-siap dah mau dekat nich..Udah tak ada lagi yang ketinggalan di mobil,” kata suara di sebelahku. “Udah Yah....”Jawabku... Itu tadi suara ayahku. Ayahku sering mengantarku dan menjemputku di sekolah. Sudah satu bulan lebih Ayahku bertugas mengantar dan menjemputku ke sekolah. Sambil mengantar ibuku bekerja dan adikku ke sekolah.

“Nah Faiz...udah sampe...” kata ayahku sambil menepikan kendaraannya. Setelah kucium tangan ayahku dan bundaku. Aku pun mengucap,”Assalammualaikum, Faiz sekolah dulu yach Bu..Yah.”. Waalaikum salam, jawab Ayah dan Ibuku..”Hati-hati di jalan ,..tengok kanan dan tengok kekiri..Hati-hati mobil ,” kat ibu ku mengigatkan aku...Ya Bu...Jawabku sambil menutup pintu mobil.

Sudah 1 bulan Ayahku menggangur dikarenakan kontrak kerjanya sudah habis. Ayahku bekerja di salah satu perusahaan kontraktor Caltex di Duri sebagai design engineer. Memang kadang kalau di rumah sering kulihat ayahku menarik garis lurus dan membuat garis bengkok dan berkelok-kelok. Kata ayahku, itu gambar pipa. Kata ayahku ayahku kerjanya mendesign instalasi pipa di perusahan dimana dia bekerja.

Tapi sekarang sudah satu bulan, tak kulihat lagi ayahku duduk disamping meja untuk mencoret-coret kertas dihadapannya.

Aku bersekolah di SD Muhammadiyah 3 Unggulan Pekanbaru, di kelas VI A. teman seklasku berjumlah 20 orang dan kami duduknya sendiri-sendiri. Aku duduk di paling belakang. Karena kalau aku duduk di bangku depan. Ntar teman-temanku tak bisa melihat ke papan tulis karena ditutupin oleh badanku. Ya badanku agak gendutan dikit dan badanku tinggi.

Tibalah mata pelajaran yang kusuka

Teng...Teng..Teng....Tiba-tiba lonceng berbunyi. Kulihat jam di tanganku menunjukkan pukul 12. berarti sudah waktunya pulang nich. Setelah kusalami bu guruku dan kusalah guru piketku.

“Faiz!...Faiz...terdengar suara orang memanggilku. Kuarahkan pandanganku ke arah suara tadi dan kulihat ayahku telah menunggu di pagar sekolah. Ayahku tersenyum melihatku. Dan aku pun berlari menghampirinya dan langsung kupegang tangannya dan kami pun melangkah menghampiri tempat parkir mobil.

Setelah kami memasuki mobil..Ayahku langsung memakai safety belt. Dan sebelum mengstart mobil. Ayahku menoleh ke arahku. “Faiz..kok belum dipakai safety belt nya?” sapa ayahku mengingatkan aku . Oh yach Yah..Faiz lupa..Maaf yach Yah..,”Kataku lagi. Lho kok minta maaf sama ayah..Memakai safety belt itu adalah wajib hukumnya bagi orang yang menaiki mobil. Ya ..seperti orang mengendarai sepeda motor ..Wajib memakai helm.” kata ayahku menjelaskanmengenai pentingnya memakai safety belt pada saat mengendarai mobil. Setelah dilihat Ayah, aku sudah memakai safety belt...lalu ayahku menstart mobilnya...dan setelah dipastikan semua ama dan menengok ke kanan ke kiri dan ke belakang dan depan tiada hambatan makan ayahku menjalankan mobil nya menuju ke rumah. Jarak rumahku dan sekolah ku berkisar 20 kilometer.

Setelah 20 menit berlalu sampailah kami di rumah. Rumah kami berukuran 11 meter X 9 meter terdiri dari 2 kamar. Setelah ayah memasukkan mobil ke garasi, kami pun keluar dari mobil dan ayahku mengambil kunci di saku celananya dan klik...klik..pintu pun terbuka. Memang rumah kami dalam keadaan kosong bilamana kami tidak di rumah. Sebelumnya kami mempunyai pembantu..Tapi sudah 1 bulan ini kami tidak memliliki pembantu dikarenakan pembantu kami minta pulang ke kampungnya. Kami pun tidak bisa menahan permintaan dia untuk berhenti. Daripada kami tahan, nanti dia pun kerjanya asal-asalan saja. Dan bisa membuat ibuku jadi marah. Makanya ibuku tak menahannya. Dan sudah 1 bulan ini ayahkulah yang mengantikan posisi Kak Ina untuk membersihkan rumah, mencuci pakaian, mensetrika pakaian, menyiram bunga kalau kerja memasak,ibukulah yang bertugas. Kadang untuk makan siang, ayahku membelinya di warung. Jadi ayahku hanya membli lauknya saja karena nasinya sudah di masak di rumah.

Ketika memasuki rumah kami, kulihat ayahku segera menyaipkan makan siang buat kami berdua, karena adikku dan ibuku masih diluar rumah. Adikku sekolahnya sampai sore dan ibuku pulangnya pun sore karena ibuku kerja sebagai pegawai di salah satu Bank Swasta di Pekanbaru, kadang pulangnya pun menjelang malam.

Ayo Faiz..makan..! Ayo makan..udah ayah siapin nich lauknya. Nanti yah kataku sambil asyik menonton tv kebetulan film kartun Ben Ten yang di tayangkan. Nanti kapan kata ayahku lagi. Nggak ingat waktu faiz sakit dulu,faiz khan makannya terlambat kata ayahku menambahkan. Setelah kurenungi perkataan ayahku..lalu aku pun duduk di dekat meja makan dan memakan makanan yang telah disediakan oleh ayahku. Ehm...nasi dengan ayam goreng..Ehm.....itulah kesukaanku pikirku, Rupanya ibuku telah memasak ayam goreng sebelum ibuku berangkat kerja.

Setelah selesai makan, maka kulanjutkan kembali menonton tv , tv kami berukuran 28” dan merk toshiba..TV lama yang mungkin sudah berumur lebih tua dariku karena sejak aku kecil TV itu selalu menghiasi ruang keluarga. Maka kadang gambarnya suka hilang dan bergoyang.Mungkin karena ketuaan tapi tetap disuruh kerja terus.

Kulihat ayahku mengambil pakaian di atas jemuran..Dan kuperhatikan lagi ayahku mengambil setrikaan dan menghidupkannya . Dan kuperhatikan lagi ayahku, beliau tengah memegang tapak dari setrikaan. Aduh...Panas ..!!teriak ayahku...Aku sebenarnya mau tertawa tapi segan melihat ayahku merasa kesakitan di tapak tangannya. Jadi aku pura-pura tidak tmelhat dan tidak mendengar teriakan ayahku.

Dan kulihat ayahku tengah mengambil pakaian dan menggosok/mensetrikanya ke atas pakaian yang tadi telah disiapkannya dan setelah rapi disusunnya ke sisi sebelah kanan tempat ayahku duduk. Dan terus dilakukan pekerjaan menggosok pakaian berulang-ulang sampai selesai.

Kulihat wajah ayahku tiada raut kekecewaan di wajahnya atau rasa kesel terhadap ibuku pada saat menggosok pakaian. Kayaknya pekerjaan tersebut dinikmatinya sekali. Setelah menggosok dimasukkanlah pakaian yang telah siap digosok ke lemari pakaian. Pakaian ayah dan ibu dimasukkan ke dalam lemari yang ada di dalam kamar ayah ibu dan pakaian saya dan adik saya dimasukkan ke dalam lemari yang berada di kamar saya dan adik saya.

Kadang aku merasa kasihan melihat ayahku melakukan pekerjaan tersebut karena ayahku khan seorang engineer kok sekarang jadi pembantu di rumahku sendiri. Aku kadang merasa sedih melihat tingkahku juga yang sehabis pulang sekolah tahunya hanya makan , nonton tv, dan main. Tapi aku pun tak tahu harus bagaimana, ingin rasanya membantu ayah melakukan pekerjaan di rumah. Tapi kadang rasa malas melakukan pekerjaan itu membuatku jadi tambah malas. Padahal kalau di sekolah, aku paling rajin menyapu bilamana jadwal piket kelas ku telah tiba. Tapi di rumah ...ehm....ehmm...malas sekali.

Setelah merapikan pakaian , ayahku menyapu rumah yang kelihatan kotor, dan kemudian mencuci piring..

Faiz...belajar apa tadi di sekolah

belajar ini dan itu

Gimana bisa menjawab soal-soal yang diberikan.?

Bisa yah

Besok belajar apa lagi..?

Kulihat ayahku menengok ke jam dinding dan waktu pada saat itu menunjukkan pukul 2.30 WIB,

Trus ayahku bergegas menyelesaikan peerjaan mencuci piring dan berganti pakaian trus mengambil kunci mobil dan bergeas ke mobil

“Ayah mau jemput Hafiz dan ibu yach”

Faiz mau ikut kah?

Faiz nggak mau ikut yah...

Faiz di rumah saja kataku melanjutkan

Faiz berani di rumah sendirian..Kadang kalau ayah lihat faiz takut sendirian

kadang kalau ayah lihat kalau faiz lagi mandi faiz suka memanggil ibu. Khan berarti faiz takut.

Kalau siang begini faiz nggak takut yah...Faiz berani, tapi kalau sore dan malam baru faiz takut kata ku membela diri padahal waktu itu film Avatar lagi ditayangkan.

Ya udahlah kalau faiz nggak mau ikut..

Ayah berangkat dulu yach..

Assalammualaikum kata ayahku

Ya Ayah..Walaikum salam.

Tak terasa sudah 2 jam lebih aku menonton TV kulihat jam dinding sudah menunjukkan jam 4 lewat 30 menit. Sunyi sepi sendiri dan hanya terdengar suara film kartun di TV. Rasa takut pun mulai terasa di dalam hatiku..Uh..lama banget ayah jemput ibu dan Fariz ...Udah takut nich ..batihn ku mulai berbicara.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil masuk ke pekarangan rumahku dan kuintip dari jendela mobil suzuki espass telah memasuki halaman rumah ku menuju ke garasi. Kulihat Ayah, ibu dan adikku fariz di dalam mobil. Ehm berarti mereka dah pulang. Aku pun kembali duduk dan menonton tv.

Assalammulaikum..terdengar suara adikku mengucap salam. Dan kujawab pelan-pelan “Waalaikum salam. Sengaja aku mengecilkan suaraku, karena acara tv lagi seru-serunya. Faiz..! Faiz ...! buka pintunya,!

Terdengar suara ibuku memanggil namaku..

Ya Bu...Ya Bu...!! teriakku..

aku pun berlari mendekati pintu dan langsung kubuka pintunya. Dan kulihat Fariz, Ayah dan Ibu sudah menunggu di depan pintu.

Setelah memasuki rumah..ku dengar ayahku berbicara dengan ibuku,”

“Nanti tolong disiapin aja pakaian, Mas,” kata ayahku.

“Mau bawa apa aja ,

“Bawa pakaian, celana dan cukup 2 stell saja. Paling nggak lama mas di jakarta

Pesawat jam berapa mas besok,?

“Pesawat Mandala jam 07.00 pagi.

Tapi apa mungkin dalam kondisi berasap begini, pesawat bisa berangkat jam 7 pagi.

Ya nggak tahu lah , muda-mudahan sudah hilang asapnya..Besok mas dah di tunggu oleh project manager PT Wijaya Karya Jakarta karena mau ada project di Bandara Sukarno Hatta.

Ya mudah-mudahan besok bisa berangkat ke Jakarta,”kata ibu ku.

Kuperhatikan dan kudengar baik-baik pembicaraan kedua orang tuaku. Ehm rupanya ayahku mau berangkat ke jakarta besok pagi. Dan rupanya ayahku ada test kerjaan di sana. Mudah-mudahan ayahku bisa lulus test dan cepat dapat kerjaan. Karena aku kasihan melihat ayahku kerja di rumah, mencuci piring, mencuci pakaian, dan mensetrika pakaian yang pada umumnya dilakukan oleh seorang wanita.

Tapi gimana besok..siapa yang cuci pakaian, siapa yang setrika pakaian

Udahlah jangan dipikirkan kata ibuku sambil tersenyum..

Bagi Ina ..mas cepat dapat kerja kembali..

Tapi ..kasihan Ina sendirian nggak ada yang bantuin ngurus anak-anak

Tenang aja mas..masak mengurusin anak dua aja nggak sanggup. Dulu aja sewaktu mas kerja di luar kota , Ina sanggup mengurus anak-anak.

Tapi itukan kita masih ada pembantu! Kata ayahku..

Ibuku terdiam sejenak dan bilang “Tenang aja mas..Ina sudah minta mamak untuk mencarinya di kampung dan mamak bilang kalau besok pembantunya mau datang.

Oh benar omongan Ina nich kata ayahku.

Iya mas kata ibuku sambil mengangguk dan tersenyum.

Ya syukurlah kalau begitu ..Alhamdulillah , Sudah agak tenang pikiranku..

Kring...kring....terdengar suara telpon ayahku berbunyi dan bergegas ayahku mengambil telpon yang ada di atas meja.

Hallo,” kata ayahku..

Ya ...besok siang lah saya berangkat ke Duri.

Ya ..nanti saya menginap di sana dulu.

Mungkin nginap di rumah teman....

Jam 7 khan ditunggu di kantor ..

Ya ...terima kasih Bu...

Waalaikum Salam.

Kulihat mata ayahku berkaca-kaca, tapi nampak keceriahan di wajah ayahku.

Trus kulihat ayahku menghampiri ibuku..

Ina..Ms besok siang mau ke Duri..

Lho ada apa mas...

Mas dapat panggilan dari PT Fathoriq Indo Agung untuk bekerja disana.

Alhamdulillah , “kata ibuku..dengan muka cerah kembali.

Besok siang mas mau ke duri. Nginap dulu semalam di tempat teman

Soalnya hari kamis pagi jam 8, harus sudah ada di kantor Fathoriq untuk tanda tangan kontrak kerja.

Ya udah nggak apa-apa..

Jadi gimana ke Jakartanya kaa ibuku..

Ya batal lah..

Waduh sayang yach padahal tiket dah di beli.

Ya mau gimana lagi..Mungkin itulah pengorbanannya.

Kita khan tidak tahu rahasia Allah.kita sebagai manusia hanyalah bisa menjalaninya.

Ya mas kata ibuku mengiakan perkataan ayahku...

Ehm kadang-kadang ayahku ada benarnya juga kalau ngomong ...pikirku.

Alhamdulillah aku dengar khabar bahwa ayahku mendapat panggilan kerja untuk kembali ke perusahaan tempat di bekerja tapi sekarang bukan kerja sebagai engineer tapi di lapangan. Tapi bagiku ayahku telah kembali kerja, ayahku telah menemukan pencariannya selama berbulan-bulan. Aku nggak pengen ayahku jadi pembantuku..Aku pengen ayahku kerja beneran dan punya penghasilan untuk keluaga. Walaupu ibuku bekerja tapi tetap saja aku ingin ayahku bekerja..

Dan kudengar hari Rabu besok ayahku dimnta hadir ke tmepat dia kerja.

Terima kasih Ya Allah...Terima kasih atas semuanya, Engkau telah kabulkan do'aku Ya Allah..

No comments:

Post a Comment