Hari ini aku bingung dan bisa dikatakan mengalami kegalauan dalam hidup ini disaat aku menentukan sikap terhadap kedua anakku. Dimana Aku menganggap diriku adalah Presiden di dalam keluargaku. Sedangkan istriku sebagai Menteri Keuangan di dalam keluargaku.
Aku bingung untuk bersikap adil terhadap kedua anakku karena kadang tak mudah untuk memberikan sikap adil terhadap mereka. Kadang aku ingin memberikan yang terbaik untuk anakku yang sulung sebagai motivasi dia dalam belajar tapi kadang anak yang bungsu merasa iri dengan apa yang mau kuberikan kepada abangnya.
Sedangkan anakku yang bungsu sudah kuberikan semua apa yang diinginkannya. Dan kadang aku sebagai presiden di dalam keluargaku merasa galau menghadapi kedua anakku itu apalagi bila nanti aku mempunyai 10 orang anak seperti teman-temanku yang ada di Malaysia tentunya tambah galau lagi menghadapi 10 orang yang berbeda pemikiran dan yang berbeda keinginan.
Saat ini aku sedang di rumah alias belum dapat pekerjaan baru setelah aku meneyelesaikan kontrak kerjaku di Malaysia dan sudah 18 hari aku di rumah dan semakin hari semakin berkurang keuanganku akibat beberapa belanja yang biasa aku lakukan sewaktu masih mendapatkan penghasilan.
Aku pun sudah mulai mengurangi belanja untuk anak-anakku tapi itulah kadang mereka tidak mengerti apa yang terjadi dengan diriku, ayahnya , presiden di dalam keluarganya. Karena setiap pengurangan yang kulakukan terhadap belanja anak-anakku. Mereka selalu katakan "Kok..? Kenapa..? dan lain-lain kata-kata yang bikin aku tambah galau. Dan tak bisa aku menjawab pertanyaan mereka karena aku telah membiasakan mereka untuk selalu memenuhi kebutuhan mereka.
Tapi anakku yang sulung yang setelah kujelaskan bisa memahami kondisi ayahnya yang belum mendapatkan pekerjaan baru sehingga penerimaan uang terhadap keluarganya terputus sementara waktu. Namun anakku yang paling kecil nampaknya belum bisa memahami kondisi keuangan dari keluarganya. Namun kuanggap anakku yang bungsu belum memahami betul dan mengerti akan permasalahan yang di hadapi ayahnya, presiden dalam keluarganya. Namun aku akan mencoba untuk memberikan pengertian yang lebih baik kepada anakku itu walaupun berulang-ulang yang penting dia bisa cepat memahami kondisi ini.
Ya anak-anakku harus bisa terima bilamana mereka yang biasa tiap week-end ke Mall untuk bermain Animal Kaesar, kutekan menjadi satu bulan sekali dan biasanya makan di mall menjadi tidak ada sama sekali. Dan aku pun mulai mendapat protes dari anak-anakku dengan cara mereka masing-masing, baik itu dengan tatapan muka yang pura-pura sedih sampai tindakan yang tidak mematuhi apa yang kuperintahkan kepada mereka, misalnya : Disuruh mandi atau di suruh belajar.
Akhirnya aku pun bernegosiasi dengan anak-anakku dimana untuk berangkat ke Mall jadinya dua minggu sekali dan sebulan sekali , makan di mall atau belanja di mall tapi makannya di rumah. misalnya beli pizza, fried chicken ataupun roti donat. Tapi aku sedang memikirkan lagi hal itu apakah masih cukup budgetku untuk makan di mall karena bilamana makan di mall untuk 3 orang saja bisa kena 150 ribu dan bilamana mereka bermain animal kaesar , mereka kuberikan uang 100 ribu untuk dua orang.
Tapi ini tidak termasuk dengan apa yang nanti mungkin tidak kubeli lagi untuk menekan pengeluaran keuangan keluargaku. Tapi ada satu yang tak mungkin aku tinggalkan yaitu membeli buah-buahan untuk anak-anakku walaupun cukup mahal harganya tapi tetap saja kuusahakan untuk membeli demi tambahan vitamin untuk anak-anakku.
Apalagi nanti per 1 April 2012, BBM bakal naik menjadi Rp. 6000 setidak-tidaknya aku pun harus berpikir mengolah keuangan dari keluargaku. Tapi aku tidak keberatan dengan naiknya BBM ke angkaRp. 6000/liter tapi yang penting pasokan BBM tetap selalu lancar dan tidak terkendala.
Aku harus memikirkan juga dampak kenaikan harga BBM terhadap ekonomi keluargaku dikala aku belum bekerja kembali dan kemungkinan terjadi inflasi terhadap belanja keluargaku. Dan ini membuatku menjadi tambah galau. Karena mau apa di kata lagi kalau memang begitu keadaannya.
Kadang aku berpikir bilamana aku menjadi Presiden di Negara Indonesia tercinta ini, karena banyak suara yang harus di dengar, banyak cerita yang harus ditanggapi, banyak keadaan yang tak mungkin bisa diterima keadaan itu. Aku saja masih berusaha adil dan mendengar terhadap apa yang terjadi di dalam keluargaku termasuk maunya anak-anakku. Namun setiap kebijaksaan yang aku buat mau tak mau mereka ikut karena untuk menyelamatkan belanja keluargaku dimana bakal terjadi defisit anggaran akibat kenaikan BBM ini.
Aku tidak keberatan akan kenaikan harga BBM mengingat bilamana memang itu harus dilakukan yang aku siap menjalaninya walau dengan konsekuensi tersendiri bagi keluargaku.
Sebenarnya Aku nggak mau jadi Presiden Galau di dalam keluargaku, tapi aku tak bisa bersikap adil dan bersikap untuk selalu bisa memenuhi keinginan kedua anak-anakku dengan kondisi kehidupan sekarang ini.
Dan aku lakukan ini adalah untuk menyelamatkan ABRT (Anggaran Belanja Rumah Tangga) dimana aku telah menyusunnya untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Dan setidak-tidaknya dengan kenaikan harga BBM ini aku bisa menganalisa dan mereview kembali ABRT keluargaku.apakah masih layak atau tidak layak dengan dana yang direncanakan dengan pengeluaran setelah BBM naik.
Dan saat ini aku tengah memikirkan untuk pemasukan dana segar kedalam keluargaku. Dan aku sebagai presiden di keluargaku berusaha untuk mencari sumber-sumber keuangan baru dimana aku saat ini tengah memikirkan jadi penulis novel, penulis buku piping, penulis buku PDMS, Digital Cliping, berjualan di Internet dan menjual photo-photo hasil jepretannku di internet. Tapi itu belum tahu bilamana terjadi atau tidak karena aku masih melihat perkembangan dari informasi kenaikan BBM per 1 April 2012 nanti.
Tapi ditengah kegalauan yang menimpaku sebagai Presiden di dalam keluargaku, aku berusaha untuk tetap memikirkan kedua anak-anakku ini, bersikap adil agar mereka bisa hidup seperti sedia kala disaat aku tengah belum dapat kerja yang baru kembali..
Pekanbaru, 18 Maret 2012.
piping pujangga temanku...
ReplyDeletedikau galau ya wajarlah...
menurut saya anda adalah bapak yang baik dan sayang kepada anak...
tapi keadilan mestinya diukur dari sudut pandang Islam...
Karena adil menurut seseorang belum tentu adil menurut yang lain...
ambil saja hikmahnya,
ini kesempatan baik untuk lebih dekat dengan anak-anak,
berkomunikasi lebih, dan memberi perhatian lebih kepada perkembangab jiwa mereka,
dan menanamkan nilai-nilai agama, kebenaran dan kejujuran...
dan bahwasanya tujuan kita yang sebenarnya adalah kampung akhirat... :)
Terima kasih Irdiyan Syah atas masukannya.
ReplyDelete