Hari ini hari ke 25 , aku di rumah alias belum mendapat pekerjaan yang jelas. tapi aku tetap berusaha ajalah. Dan tadi ada teman yang menghubungi aku minta di carikan sepatu Safety merk Chetah yang bekas dan minta dikirim ke tempat mereka. Dan aku menyanggupinya karena kebetulan aku sedang tidak ada aktifitas yang jelas selain jalan-jalan di Mall to Mall, Sopir bagi anak-anakku. Dan siapa tahu menjadi sumber mata pencaharian alternatif sebelum bekerja dunia Oil & Gas Lagi.
Tapi disini aku mencoba untuk menuliskan pengalamanku ikut interview di Chevron CPI dan Aku menuliskan kata-kata di atas sebagai pengobat rasa kecewaku karena selama ini belum pernah mempunyai kesempatan untuk bergabung di Chevron Indonesia. Aku kadang merasa iri melihat dan mendengar teman-teman kerjaku sewaktu bekerja disalah satu rekanan di Chevron Indonesia. Tapi saya bersyukur karena banyak teman-temanku yang berhasil masuk menjadi karyawan staff di Chevron. Dan kudengar saat ini teman-temanku itu sudah makmur dan berhasil setelah bekerja sebagai karyawan staff permanent.
Aku telah berusaha 3 kali untuk ikutan test sebagai karyawan staff di Chevron Indonesia tapi ketiga-tiganya gagal walau sudah mengapai tahap wawancara dan memang kuakui aku kurang berhasil dalam setiap wawancara di Chevron Indonesia.
Aku teringat saat aku ikutan test interview di Chevron CPI di December 1996 di Jakarta. Dan waktu itu aku masih bekerja di Bontang Kalimantan sebagai karyawan kontraktor di lingkungan PT. Badak NGL Co. Dan aku sungguh senang waktu itu mendapat panggilan interview dari CPI dan aku pun berangkat dari Bontang menuju ke Balikpapan kemudian ke Jakarta untuk mengikuti test di Chevron. Walau dengan perjuangan berat untuk menggapai impian kerja di Chevron tapi ternyata gagal di tahap awal.
Karena pada saat interview pertama yaitu psikotest saya gagal melewati test tersebut karena diumumkan hari itu yach ibarat mengikuti pemilihan Indonesia Idol tapi bedanya kalau Indonesia Idol diberi ongkos pulang tapi kalau di Chevron CPI itu ongkos sendiri. Dan sempat aku shock karena gagal test di Chevron. Sehingga aku malas untuk ikutan test di Chevron CPI lagi.
Dan lagipun aku dengar setiap peserta yang gagal di Chevron CPI tidak bisa melamar di CPI lagi yach mungkin selama-lamanya. Jadi aku pun menerimanya dengan berat hati karena keinginanku kerja di Chevron sudah pupus.
Tapi tahun 2003, sewaktu aku masih bekerja di Perusahaan Perkebunan Asing di Medan Sumatera Utara, aku mencoba melamar lagi dan berhasil mendapat panggilan awal yaitu psikotest tapi pengumumannya tidak langsung hari itu juga sehingga aku tidak mempunyai rasa kecewa baanget bilamana gagal lagi Dan ternyata aku lulus tahap awal dan lanjut ke tahap berikutnya. Dan info aku lulus tahap awal datangnya kurang dari sebulan setelah test pertama.. Jadi aku pun harus datang ke Pekanbaru untuk mengikuti test kedua, Dan memang Manager ku di Medan tidak setuju aku cuti-cuti terus dan walau berat hati akhirnya dia mengijinkan aku cuti. Masih ingat betul sewaktu itu aku naik Bus ALS dari Tebing Tinggi Sumatera Utara untuk mengejar waktu agar cepat tiba di Pekanbaru. Dan sungguh perjuangan yang sangat besar bagi kehidupan saya waktu itu. disamping nggak punya uang banyak juga harus naik bus selama lebih dari 15 jam dan harus tidur di jalan ternyata tidak cukup untuk membuatku lulus test di CPI Chevron.
Aku gagal karena yang interview aku meragukan kemampuanku karena waktu itu aku bekerja di Kebun Sawit dan aku melamar sebagai facilities engineer. Intinya aku diragukan untuk bisa menguasai pekerjaan di Chevron walau sudah aku jelaskan bahwa aku pernah bekerja di Lingkungan PT. Badak NGL selama hampir 3 tahun sebelum masuk ke Perkebunan. Tapi yang interview aku nampaknya tetap tak percaya aku bisa, dan aku pun tak bisa memaksa dia untuk mempercayai apa yang kukatakan.
Dan aku kecewa dengan hasil akhir di tahun 2003 yaitu gagal kembali bekerja di Chevron.
Tapi tahun 2005, aku pun masuk di dalam lingungan Chevron CPI walau bekerja sebagai rekanan dan posisiku waktu itu Piping Design Engineer. Walau aku dari kebun tapi Insya Allah aku bisa bekerja sebagai Engineer di rekanan Chevron CPI. Dan Alhamdulillah hampir 4 tahun aku bekerja di sana.
Dan tahun 2009, aku mendapatkan panggilan interview di kantor CPI Jakarta dan waktu itu aku sudah bekerja di dalam lingkungan Chevron. Tapi kali ini aku menanyakan apakah ada tiket penggantian berhubung saya di luar Jakarta. Waktu itu aku berada di Lingkungan CPI Duri Riau. Dan kata mereka ada penggantian dengan system reimburst. Jadi aku pun menyatakan iya untuk ikutan test di Jakarta.
Sampai di Jakarta, saat mau interview dikatakan bahwa posisi di Riau Sudah nggak ada lagi, dan ditawarkan interview untuk Chevron di Kalimantan. Sebenarnya aku kecewa dengan keputusan itu karena aku khan melamar untuk posisi CPI di Riau bukan untuk di Chevron Kalimantan. Sehingga aku pun berpikir dengan cukup lama untuk memutuskan bahwa aku bersedia untuk ikutan interview di Chevron Kalimantan. Soalnya HRD nya bilang kalau Bapak nggak bersedia berarti posisi untuk Bapak tidak ada. Khan dari kata-kata itu berarti aku secara tidak langsung sudah tidak diterima di Chevron CPI. intinya aku ke Jakarta sia-sia saja dan kadang aku merasa kesal juga dengan situasi itu. Tapi apa mau dikata aku perlu kerja yang lebih baik di Chevron Indonesia.
Dan sekali lagi untuk ketiga kalinya aku gagal test menjadi karyawan Staff di Chevron Indonesia. Ada rasa kecewa tapi kesal karena kedatanganku di Chevron Jakarta hanya untuk dinyatakan "Anda Gagal" secara tidak langsung. Tapi syukurlah aku masih dalam posisi kerja sehingga nggak terlalu kecewa berat lagipun waktu itu aku masih bekerja di lingkungan Chevron CPI.
Jadi sudah untuk ke 3 kalinya aku gagal di Chevron CPI dan sebenarnya aku kecewa berat tapi udahlah mungkin rejekiku bukan di Chevron Indonesia, aku coba menghibur diri apalagi aku sudah tidak bisa masuk ke dalam lingkungan Chevron Riau lagi karena aku kena black list dimana aku menyenggol mobil lain di parkiran di dalam lingkungan Chevron. Dan setelah di process (RCA) akhirnya aku diputuskan untuk tidak boleh berada di lingkungan Chevron lagi. Aku mendapat info itu dari General Superintendent sewaktu aku kerja di Area Chevron Duri Riau kalau CPI tidak menginginkan aku berada di areal CPI SLN. Dan yang mencetuskan itu dari Pihak CPI adalah yang sekarang menjadi Tersangka dalam Kasus Korupsi Bioremediasi di Chevron Pacific Indonesia.
Dan aku pun merasa kecewa saat itu dan sekarang pun aku merasa kecewa karena aku tidak diperkenankan berada di area CPI SLN lagi tapi apa mau di kata, kalau itu maunya mereka.
Cuma aku merasa ada ketidak adilan saja dari kasus itu karena kenapa ada orang yang mengemudikan mobil sampai terguling beberapa kali dan banyak lagi kejadian kecelakaan masih bisa dipertahankan di areal CPI sedangkan aku melakukan kesalahan di parkiran sehingga menyenggol kendaraan lain.
Aku mencoba menjelaskan secara jujur mengenai kejadian itu dan aku jelaskan beberapa kelalaianku kepada pemeriksa dari Chevon CPI SLN dan hasil kesimpulannya aku dikatakan tidak boleh berada di areal CPI SLN lagi. Aku memang tak mendengar langsung dari CPI yang memeriksa aku.
Saat itu hatiku hancur banget menerima kenyataan bahwa aku sendiri yang kontraknya tidak diperpanjang lagi oleh Chevron CPI. Jadi aku merasa seharusnya aku berbohong saja sewaktu di periksa toh aku tak minum dan aku bukan perokok. tapi rupanya kejujuran itu bukanlah membawa hasil yang baik bagi aku.
Jadi pupus sudahlah cerita-ceritaku dan impianku untuk bergabung di Chevron CPI. Sempat juga aku menangis sedih mengenai kegagalan itu. Yaitu menggapai mimpi menjadi Karyawan Permanent di lingkungan Chevron Indonesia.
Tapi udahlah, wakau masih rasa sakit masih ada karena dijalimi tapi Insya Allah, ada aja rejeki untuk aku. Dan Alhamdulillah aku setelah itu masuk ke lingkungan Chevron CPI lagi tapi di lingkungan perawatan perumahan sebagai kontraktor dan Alhamdulillah orang-orang CPI nya baik-baik dan bersahabat sehingga aku bisa melupakan kesedihanku karena dijalimi di CPI SLN. Dan aku setelah itu pun mendapatkan tawaran untuk bekerja di Kuala Lumpur Malaysia dan bekerja di sana selama 15 bulan sebelum balik ke Indonesia.
Jadi kerja nggak harus di Chevron CPI , kalau nggak diterima yach terima nasib dan Chevron bukanlah segalanya masih banyak kontraktor migas lain di Indonesia seperti Total, BP dan lain-lain. Yang penting harus ada usaha dan berdo'a untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan baik.
Kata seorang teman "Ambil Hikmahnya dari Setiap Peristiwa Yang Terjadi dan Ikhlaskan bilamana Peristiwa itu sangat berat bagimu. Insya Allah ada kebaikan yang tersembunyi di sana. "
Tapi aku masih tetap berharap masih bisa bekerja di lingkungan Chevron CPI Riau walau tak mungkin aku tetap optimis sajalah. Kalau nggak ada juga nggak apa-apa. Mungkin Chevron tidaklah cocok buat diriku.
Aku selalu menghibur diriku .."Kerja nggak harus di Chevron CPI lah"...
Salam Pekanbaru...25 Maret 2012 at 10.16 PM.
Wah, salut saya dengan bapak ini. Sampai 3x tes gak lolos tetapi masih tetap semangat.
ReplyDeleteCool Bro..Ntar Melamar di Chevron Australia saja deh. Siapa tahu lebih beruntung dari Chevron Indonesia hehehe
ReplyDeleteWow..., salut buat semangatnya. Nyenggol mobil diparkiran ???, siapa ya ???. saya sdh kerja dilingkungan CPI selama 12 tahun, dan saat ini saya kerja di perusahaan jepang dgn status permanent. Bln 2 saya apply posisi di CPI dan alhamdulillah sudah sampai tahap job offering.
ReplyDeleteYa itu cerita masa lalu mas..
ReplyDeleteBerarti anda kenal dengan Pak Rosiful..kalau anda tidak kenal berarti tidak berada di lingkungan SLN.
Salam
Maaf mau bertanya..email resmi pendaftaran chevron jawa jakarta apa ya?mohon infonya
ReplyDelete