DIJUAL TANAH DI GANG SETIA PLAJU PALEMBANG

Sunday, November 30, 2014

KENAPA AKU TIDAK MENGAJAK ISTRIKU KE HIJIR ISMAIL SAAT NAIK HAJI..

Ada sedikit rasa bersalah kepada istriku saat aku menceritakan kesan-kesanku pada saat naik haji beberapa bulan yang lalu dihadapan teman-teman pengajian dimana aku berkumpul untuk menambah rasa keimananku kepada Allah.

Aku ceritakan bahwa aku setiap hari masuk ke dalam hijir ismail baik itu di kala pagi, siang ataupun malam Anggaplah aku merasa bangga karena setiap keinginanku untuk masuk ke dalam Hijir Ismail, dikabulkan oleh Allah. Apalagi aku sempat memandu orang tua asal Jawa Tengah Untuk masuk ke dalam Hijir Ismail.

Add caption
Aku baru sadar bahwa rasa ketidak sukaan istriku dikarenakan aku pergi sendirian tanpa mengajak dia ke Hijir Ismail. Tapi aku punya alasan tersendiri kenapa aku tidak bisa mengajak istriku ke dalam Hijir Ismail untuk sholat sunnah ataupun berdoa kepada Allah. Alasannya bahwa Aku Tidak Bisa Menjaga Muhrimku saat aku berusaha masuk dan bertahan di dalam Hijir Ismail. Karena masuk ke dalam Hijir Ismail di musim haji ini, ibarat masuk ke dalam suatu tempat yang sempit dan belum bisa dipastikan kapan bisa keluar dari tempat itu kecuali berdoa kepada Allah. Juga saat memasuki Hijir Ismail pun tergantung kata hatiku, kalau kata hatiku bilang "Kita bisa masuk sekarang" maka aku masuk dan bila tidak boleh masuk, tidak ada celetukan di dalam hatiku.

Aku setiap mau masuk ke dalam Hijir Ismail, pertama yang kulakukan adalah membaca Al Qur'an minimal 1 juz. Ya Aku membaca Al Qur'an 1 juz, dengan harapan Allah memberiku kekuatan untuk bisa masuk ke dalam Hijir Ismail. Dan juga perasaan saya apabila saya telah membaca Al Qur'an , badanku terasa kuat dan perasaan seluruh badanku baik tangan, kaki, hati maupun pikiranku, Ikhlas membawaku ke dalam Hijir Ismail. Mungkin itulah terapi yang kulakukan agar aku bisa menembus masuk ke dalam Hijir Ismail di Kala Musim Haji.

Jadi saya memang sengaja tidak mengajak istri saya ke dalam Hijir Ismail, dengan beberapa alasan, yaitu : (Coba lihat dalam gambar di atas..red)

1. Aku terus terang tidak akan bisa menjaga Muhrim Istiku saat ingin masuk dan keluar, dikarenakan pintu masuknya cuma satu dan hanya berukuran sekitar 4-5 meter saja.Dan tentunya berhimpit-himpitan dan tentunya pelecehan seksual akan terjadi di sana baik sengaja atau tidak sengaja.

2. Kalau dilihat pada gambar, berapa persenkah wanita berada di dalam Hijir Ismail? Tentunya tidak sebesar persentase pria. Jadi wanita bisa menjadi obyek pelecehan seksual kan???

Apakah ibu ini tidak mendapat pelecehan sexsual?
3. Aku saja kadang tidak bisa menjaga diriku atau barang yang kubawa saat berada di dalam sana, karena aku harus mengikuti arus manusia yang mau masuk ataupun mau keluar. Dan mungkin saja Hp saya hilang saat saya mengajak orang tua untuk masuk ke dalam sana. Sehingga aku lalai dengan barang-barang yang kubawa, Alapagi bila aku harus menjaga istriku saat berada di sana.

4, Aku juga secara tidak sengaja melakukan pelecehan seksual ketika tanganku menyentuh dada seorang wanita karena saat itu aku sedang melindungi orang lain yang sedang sholat sunnah dan wanita itu mendapat dorongan dari belakang dan akhirnya mengenai tanganku, Aku pun terkejut dan meminta maaf serta berusaha melepaskan tangan dari himpitan dadanya walau akhirnya laki-laki yang kulindungi saat sholat terganggu karena aku melepaskan perlindunganku.

5. Orang2 di dalam sana, kebanyakan sudah banyak dimiliki oleh setan sehingga tidak ada lagi rasa pengertian dan rasa sabar dan santun karena semua punya keinginan yang sama untuk beribadah kepada Allah. Tapi tentunya Allah memikirkan ibadah mereka yang menzalimi orang lain saat beribadah kepada Allah di dalam Hijir Ismail.
Dan lagi saat saya berada di dalam sana, ada seorang ibu-ibu kerasukan setan, karena mukanya menunjukkan rasa marah dan memukul-mukul seorang laki-laki yang tengah berdoa sambil memegang dinding Kabah. Mungkin sekitar 5-6 kali atau lebih, ibu itu tanpa sadar memukul. Akhirnya akhirnya saya bisa bilang ke Ibu itu,"Bu! jangan kayak begitu, Ini rumah Allah, harusnya ibu berbuat baik. Macam mana ibu mau haji kayak begini...!! Dan akhirnya teman ibu itu menyadarkan dia dan berusaha memegang tangannya agar tidak memukul lelaki itu.

Membuat rantai manusia untuk melindungi yang sholat sunnah dan tidak ada wanitanya.
6. Untuk sholat sunnah dan berdoa saja susah dan harus pandai-pandai berbuat baik kepada orang lain, agar pada saat kita sholat sunnah, kita tidak diinjak-injak orang pada saat sujud. Maksudnya kita berusaha menjaga orang lain saat dia sholat dan saat berdoa. Sering kali saya mengingatkan orang yang sujudnya berlama-lama, agar tidak berlama-lama saat sujud dan saat sholat, karena resiko diinjak-injak orang, bisa saja terjadi. Malah ada sekelompok orang yang sholat di dekat pintu masuk Hijir Ismail.

Jadi kesimpulan dari cerita di atas bahwa Aku tidak mengajak istriku ke dalam Hijir Ismail saat musim haji dikarenakan Aku tidak bisa menjaga muhrimnya, orang-orang di dalam sana sudah dirasuki oleh setan karena tidak sabar, punya emosi tinggi dan kadang berantem satu sama lain untuk mendapatkan posisi yang pas untuk sholat, terjadi pelecehan seksual baik sengaja maupun tidak sengaja dan tidak aman bagi seorang wanita berada di dalam sana saat musim Haji.

Insya Allah, bila umurku panjang, punya rejeki dan uang yang melimpah dan aku masih bersama istriku dalam rumah tangga, aku akan mengajak istriku dan anak-anakku dalam Hijir Ismail saat Umroh, karena Insya Allah aku bisa menjaga mereka saat masuk, keluar dan berada di dalam Hijir Ismail.

Insya Allah, istriku bisa mengerti alasan-alasan tersebut diatas..Dan bisa memaafkan kesalahanku untuk tidak membawa dia ke dalam Hijir Ismail di waktu musim Haji.

Canberra, 30 November 2014.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

Note :
Saat Kami melakukan Haji Wada, saya tidak melihat lagi orang bertebaran di dalam Hijir Ismail. Dan saya mendapat alasan bahwa tidak aman bila Hijir Ismail di buka saat kondisi jemaah Haji yang membeludak seperti itu. Karena memasuki Rumah Allah, kita harus sabar dan ikhlas bila ingin mendapat senyuman yang terindah dari Malaikat penjaga Hijir Ismail.